Mendag Lutfi Tegaskan Perdagangan Komoditas Perlu Ditata Ulang
- Dokumentasi Kemendag.
VIVA – Menteri Perdagangan M Lutfi mengangkat isu sial perdagangan komoditas dunia dalam diskusi World Economic Forum (WEF) bertajuk ‘Absorbing Commodity Shocks’. Dia menegaskan perlu adanya penataan ulang.Â
Mendag Lutfi menyatakan bahwa beberapa kejadian dunia yang sifatnya negatif dan insidentil seperti perang di Ukraina sebenarnya hanya berfungsi sebagai pendorong dan peringatan. Bukan penyebab utama terganggunya arus perdagangan komoditas yang menyebabkan inflasi tinggi di berbagai belahan dunia saat ini.
"Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah sejak lima tahun lalu menyatakan bahwa perdagangan komoditas dunia perlu ditata ulang. Karena struktur dan sistem yang dominan saat ini lebih banyak dampak buruknya dibandingkan manfaatnya," ujar Lutfi dikutip dari keterangannya, Rabu, 25 Mei 2022.Â
"Khususnya bagi masyarakat di negara berkembang besar seperti Indonesia, Brazil, India dan China," tambahnya.
Menurut Lutfi, yang dibutuhkan saat ini adalah adalah perubahan mentalitas dalam memandang perdagangan bebas dunia. Khususnya sebagai lokomotif yang tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor non ekonomi. K
Karena itu, konsep yang dikenal dengan Environment, Sustainability and Governance (ESG) saat ini menjadi ukuran pertama dan utama bagi investor dalam menanamkan modalnya. Konsep ESG adalah pembangunan ekonomi berbasis pemeliharaan lingkungan, pembangunan yang berkesinambungan dan tata kelola.
"Kami di Indonesia percaya bahwa komitmen penuh terhadap ESG menciptakan platform untuk membangun rasa saling membutuhkan dan saling percaya antara semua negara di dunia," kata Lutfi.
Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN yang memiliki total populasi 600 juta orang saat ini bersama-sama 9 negara ASEAN lainnya berkomitmen penuh untuk menghilangkan kendala perdagangan antar negara ASEAN. Â Sebagai kontribusi nyata ASEAN dalam meringankan beban perekonomian dunia saat ini.
Komitmen tersebut dilakukan sambil 10 negara ASEAN saling mendukung dalam menerapkan konsep ESG di masing-masing negara.
"Selanjutnya dengan komitmen penuh ASEAN dalam penerapan ESG, kami berharap perekonomian ASEAN bisa semakin terintegrasi ke dalam rantai pasok utama dunia (main global supply chain)," tegas Mendag Lutfi.
ESG kata Lutfi justru akan menjadi katalis sekaligus peluang untuk negara berkembang menjadi negara maju.