Bahlil Bongkar Praktik Standar Ganda pada Isu Lingkungan di WEF 2022

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, membongkar watak standar ganda yang kerap dilakukan sejumlah negara di dunia, dalam gelaran acara World Economic Forum (WEF) 2022, di Davos, Swiss.

Golkar Rayakan Hari Ibu dengan Bedah Buku dan Pemberdayaan Perempuan

Dalam forum terkait permasalahan Carbon and Green Energy, Bahlil mengaku telah mengungkapkan hal tersebut sambil meminta komitmen yang setara pada semua negara-negara di dunia terkait upaya-upaya penyelamatan lingkungan.

"Indonesia memiliki dua pendekatan, yakni pertama pendekatan untuk memelihara hutan yang masih ada, dan kedua adalah bagaimana melakukan penghijauan kembali. Itu pun dinilai berbeda (oleh masing-masing negara)," kata Bahlil dalam telekonferensi di Press Briefing WEF 2022, dikutip Rabu 25 Mei 2022.

Bahlil Pastikan Pasokan BBM dan Listrik Aman Sambut Natal dan Tahun Baru

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 25 Mei 2022: Global Melayang, Antam Naik

Bahlil menjelaskan, salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka menjaga lingkungan adalah dengan melakukan suatu kebijakan terkait ekspor ore nikel, sebagai bentuk afirmatif pemerintah Indonesia untuk menata kelola lingkungan.

Bahlil Pastikan Tarif Listrik dan BBM Tetap, Tak Terdampak PPN 12 Persen

"Tapi apa yang terjadi kemudian? Negara lain malah memprotes hal itu. Padahal tujuan kita membangun hilirisasi dengan memakai energi baru terbarukan, di mana produk akhirnya kita akan kirim dan ekspor ke dunia," ujarnya.

Di saat yang bersamaan, Bahlil juga mencontohkan soal pelarangan ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia, sehingga Eropa melakukan 'banned' terhadapnya. 

Alasannya, proses pembangunan kebun sawit di Indonesia dinilai tidak menghargai asas-asas lingkungan yang baik dan kredibel, di mana sertifikasinya dilakukan oleh pihak Eropa sendiri.

World Economic Forum.

Photo :
  • Dokumentasi Kominfo.

Menindaklanjuti hal tersebut, lanjut Bahlil, akhirnya pemerintah Indonesia pun memanfaatkan CPO yang di-banned Eropa itu dan mengolahnya menjadi B30 sebagai instrumen untuk mendorong penggunaan green energy.

"Tapi apa yang terjadi? Ketika Indonesia menghentikan ekspor CPO, baru tiga minggu saja dunia sudah mulai gempar sehingga harga CPO dunia naik dan meminta agar ekspor kembali dibuka," kata Bahlil.

"Jadi saya katakan, jangan memakai standar ganda. Itulah yang saya sampaikan dalam forum diskusi di annual meeting WEF 2022 ini menyangkut carbon and green energy," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya