Pidato di UNESCAP Jokowi Tegas Ekonomi Asia Pasifik Belum Pulih
- Biro Pres dan Media Istana Kepresidenan.
VIVA – Presiden Joko Widodo, memberikan sambutannya dalam Pembukaan Sidang Komisi ke-78 United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) di Istana Merdeka, Senin 23 Mei 2022.
Menurut Jokowi, saat ini masih banyak tantangan yang harus dihadapi negara-negara di dunia akibat pandemi COVID-19, perubahan iklim dan peperangan.
"Pertama, ekonomi sejumlah negara asia pasifik belum pulih, masih di bawah tingkat pra pandemi. 70 persen dari total pengangguran baru terjadi di kawasan kita, dan 85 juta penduduk kembali masuk ke jurang kemiskinan ekstrem," kata Jokowi, dalam sambutannya.
Kedua, Jokowi juga berpandangan bahwa pendanaan untuk akselerasi tujuan pembangunanan berkelanjutan atau SDGs harus diperkuat. Menurut Jokowi, ADB memperkirakan setiap tahunnya dibutuhkan US$1,5 triliu untuk memastikan SDGs tercapai di Asia Pasifik tahun 2030, namun ketersediaan pendanaan global hanya US$1,4 triliun.
"Kesenjangan besar ini harus ditutup. Investasi sektor swasta harus didorong," ujar Jokowi.
Dia juga menambahkan, meskipun Asia Pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing, inbound dan outbound, namun nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil. Untuk itu, UNESCAP perlu mendorong penguatan investasi intra-kawasan, mendukung kemudahan berusaha, promosi, hingga business matching di antara negara anggota.
"Pendanaan inovatif perlu terus dimajukan. Kolaborasi UNESCAP dengan ADB dan lembaga pendanaan lainnya, sangat diharapkan. Indonesia sendiri memajukan berbagai pendanaan inovatif termasuk SDG Indonesia one, green sukuk, dan ekonomi karbon," ujar Jokowi.
Ketiga, Presiden Jokowi memandang bahwa digitalisasi, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan hijau merupakan masa depan bersama yang harus dioptimalisasi dan terus ditingkatkan. Untuk itu, Jaokowi mendorong sumber-sumber pertumbuhan baru tersebut untuk terus diperkuat.
"Dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan termasuk, transisi energi. Kapasitas pajak perlu harus diperkuat, termasuk carbon tax," kata Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kontribusi UNESCAP. Melalui Presidensi G20, Indonesia akan memperjuangkan kepentingan negara berkembang, terutama di bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.
"Dengan bekerja bersama, kita dapat mempercepat pemulihan kawasan dan dunia menuju masa depan berkelanjutan. recover together, recover stronger," ujarnya.