Jokowi Minta Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru Semakin Diperkuat
- Biro Pres dan Media Istana Kepresidenan.
VIVA – Presiden Jokowi menyerukan sumber-sumber pertumbuhan baru ekonomi di kawasan dan dunia harus diperkuat guna mengatasi berbagai tantangan. Hal itu disampaikan Presiden dalam Sidang Komisi ke-78 Komite Ekonomi Sosial PBB untuk Asia-Pasifik (United Nation ESCAP/UNESCAP).
Menurut Jokowi, sumber-sumber pertumbuhan baru tersebut seperti ekonomi digital, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan ekonomi hijau, yang diyakini akan menjadi penggerak ekonomi masa depan bagi kawasan dan dunia
“Sumber-sumber pertumbuhan baru harus diperkuat, digitalisasi, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan hijau adalah masa depan kita bersama,” kata kata Jokowi secara virtual dikutip dari Antara, Senin 23 Mei 2022.
Baca juga: Perumnas Tawarkan Hunian Rp168 Juta Cicilan Sejuta, Ini Lokasinya
Jokowi mencontohkan kegiatan perdagangan yang dioptimalkan yaitu dengan digitalisasi dapat memangkas biaya perdagangan di kawasan hingga 13 persen. Lalu, dorongan pemerintah bagi UMKM agar mendapat akses pada sektor finansial dan rantai pasok di kawasan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi hijau juga perlu distimulus dengan mekanisme transisi energi, termasuk dengan penerapan pajak karbon.
Jokowi memaparkan bahwa optimalisasi sumber pertumbuhan baru merupakan salah satu upaya penting agar kawasan dapat segera keluar dari tantangan besar di bidang ekonomi dan sosial akibat pandemi COVID-19, perubahan iklim dan juga perang.
Dampak dari berbagai tantangan besar yang saat ini terjadi itu antara lain, pemulihan ekonomi di kawasan yang belum optimal hingga meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan.
“Ekonomi sejumlah negara Asia Pasifik belum pulih, masih di bawah tingkat pra pandemi,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik, sebut Jokowi, diperkirakan akan turun 0,5 persen menjadi 4,9 persen sebagaimana laporan Dana Moneter Internasional (IMF). Selain itu, tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) juga diperkirakan semakin tertunda.
“Kawasan kita diperkirakan baru dapat mencapai SDGs paling cepat pada tahun 2065, dan menurut global climate rise index, 6 dari 10 negara paling terdampak perubahan iklim dalam jangka panjang ada di Asia Pasifik,” ujar Jokowi. (Ant)