Neraca Pembayaran RI Defisit US$1,8 Miliar, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2022, tercatat mengalami defisit sebesar US$1,8 miliar.

LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

Hal yang menyebabkan defisitnya neraca pembayaran utamanya akibat dari defisit transaksi modal dan finansial sebesar US$1,7 miliar atau -0,4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Di mana itu bersumber dari capital outflow pada investasi portofolio yakni pelepasan surat utang oleh investor non residen.

“Neraca pembayaran mencatat sedikit defisit, ini berarti terjadi perubahan di capital account. Kalau tadi neraca perdagangan yang mengalami positif di offset dengan capital outflow,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Mei 2022, Senin 23 Mei 2022.

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

Sri Mulyani menjelaskan, capital outflow terjadi di seluruh emerging country dan developing country atau negara berkembang. Penyebabnya, karena terjadi inflasi yang tinggi di negara-negara maju yang kemudian menimbulkan dampak kenaikan suku bunga.

“Kemudian bereaksi atau menimbulkan implikasi kepada capital follow di negara-negara berkembang mengalami penurunan atau terjadi capital outflow. Ini yang mungkin perlu untuk kita terus kita jaga secara-hari hati,” jelasnya.

Bursa Asia Bervariasi, Investor Tunggu Arah Kebijakan Suku Bunga Jepang

Investasi Surat Berharga Negara Turun 

Adapun pada neraca transaksi finansial, dari direct investment masih terlihat positif pada kuartal I 2022. Hal itu mengartikan bahwa Indonesia masih menjadi destinasi investasi yang cukup kuat

“Namun, short term capital seperti terutama untuk surat berharga negara itu mengalami penurunan karena banyak yang investor dalam dollar base kembali ke negara-negara maju,” terangnya.

Sri menegaskan, kondisi ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 yang mencatatkan tumbuh positif 5,01 persen merupakan hal yang bagus. RI bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang biasanya turun dibanding kuartal IV 2021.

“Kuartal IV yang biasanya setiap tahun itu dari sisi musiman pertumbuhannya memang kuat. Jadi bahwa kuartal I kita tetap tumbuh tinggi di 5,01 persen ini adalah suatu prestasi. Karena biasanya siklusnyanya itu kuartal I agak menurun atau lebih rendah dari kuartal IV,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya