Kata Komisi Energi DPR Usai Pertamina Sukses Jaga Stok BBM
- istimewa
VIVA – Komisi Energi VII DPR RI menilai PT Pertamina (Persero), telah menjalankan tugas pengadaan dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan penugasan dengan baik. Di mana itu dinilai di tengah kondisi melonjaknya harga minyak dunia.
Selain itu juga, Pertamina berhasil menahan untuk tidak menaikkan harga BBM non subsidi diantaranya Solar dan Pertalite. Bahkan di saat peningkatan permintaan Solar dan Pertalite pada masa mudik Lebaran.
Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Partai Golkar, Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan, dalam mengadakan stok BBM tidaklah mudah dan membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Apalagi penyediaan cadangan minyak dan gas nasional seharusnya merupakan tanggung jawab negara, bukan beban badan usaha.
Baca juga: Produksi Gas Tambah 45 MMSCFD, On Stream Proyek Jumelai Diresmikan
“Apa yang dilakukan Pertamina menjaga stok BBM nasional, itu harus diapresiasi, tapi perlu diperhatikan kondisi finansial secara keseluruhan. Menjaga cadangan migas agar sesuai demand masyarakat sangat penting,” ujar Dyah kepada media, dikutip Sabtu 21 Mei 2022.
Dyah melanjutkan, saat ini cadangan migas Indonesia adalah 23 hari jumlah tersebut masih di bawah dari negara lainnya seperti China atau AS yang telah di atas 50 hari. Dalam bauran energi nasional kontribusi minyak juga masih tinggi sebesar 31,2 persen dan gas 19,3 persen.
“Ingat juga ketergantungan kita tinggi maka ketersediaan migas perlu diamati jangan sampai ada kelangkaan yang menimbulkan multiplier effect yang dampaknya dirasakan masyarakat,” jelasnya.
Dyah menjelaskan, Komisi Energi DPR sebelumnya sempat mengadakan rapat dengan manajemen Pertamina untuk membahas stok BBM jelang arus mudik dan arus balik Lebaran 2022.
Karena saat kondisi Lebaran mobilitas masyarakat menjadi meningkat, dengan itu, jangan sampai berdampak pada ketersediaan dan stok BBM khususnya Solar dan Pertalite.
“Alhamdulillah, kami melihat Pertamina sudah mengantisipasi stok BBM di SPBU. Setiap kategori BBM termonitor per hari. Mereka (Pertamina) ada sistem online yang memonitor,” katanya.
Melalui itu, Dyah menyatakan sudah sewajarnya Pertamina sebagai kepanjangan tangan pemerintah berperan dalam menyediakan dan mendistribusikan BBM subsidi dan penugasan dengan harga terjangkau.
Setelah itu, pemerintah berperan mengganti semua biaya yang telah dikeluarkan Pertamina sehingga tidak ada beban ekstra yang ditanggung badan usaha.
Selain itu, pemerintah sebenarnya telah mengakui bahwa Pertamina telah terjerembab dalam jurang kerugian dengan menjual BBM dengan harga seperti sekarang. Untuk itu pembayaran kompensasi bisa jadi angin segar bagi keuangan Pertamina.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menjelaskan, harga keekonomian keekonomian BBM dan LPG naik tajam sejalan dengan ICP yang bertengger di atas US$100 per barel.
Dengan demikian harga keekonomian Minyak Tanah berubah menjadi Rp10.198 per liter, Solar menjadi Rp12.119 per liter, gas LPG Rp19.579 per kilogram, dan Pertalite Rp12.665 per liter.