Menteri Pertanian Tegaskan Virus PMK Tidak Menular ke Manusia
- Dokumentasi Kementan.
VIVA – Munculnya virus baru Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang kesehatan hewan ternak sapi di Aceh dan dan beberapa kawasan wilayah Jawa Timur dan tengah kini menjadi intensitas Kementerian Pertanian RI.
Hasil riset dan pengembangan yang dilakukan oleh Kementan sendiri mengenai kasus virus yang menyerang hewan ternak ini ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bawah virus tersebut tidak menular kepada manusia.
"PMK ini tidak menular kepada manusia ini yang paling penting clue-nya," ujar Syahrul saat memberikan keterangan di Gedung Kementerian Pertanian RI, Jakarta Selatan, Rabu 11 April 2022.
Baca juga: 6 Wilayah Terserang PMK pada Ternak, Kementan Siapkan Vaksin
Dalam temuan dan penanganan virus ini, Syahrul katakan masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan, pihaknya dari Kementan dan juga pejabat di wilayah virus tersebut ditemukan juga sudah berkoordinasi ketat untuk menanggulangi virus tersebut.
"Kami berharap tidak ada kepanikan yang berlebihan karena semua kita tangani secara maksimal 24 jam bergerak bersama-sama dengan bupati dan Gubernur setempat," ujarnya.
Syahrul Yasin Limpo juga katakan bahwa pihaknya dari Kementan dan Kementerian Kesehatan sudah melakukan riset terkait temuan virus tersebut.
"Kepanikan itu tidak perlu terjadi seperti apa yang telah di sampaikan oleh berbagai pihak termasuk oleh kementerian kesehatan, PMK ini tidak menular kepada manusia," ujarnya.
Penelitian yang dilakukan pemerintah pusat dengan Kementerian Kesehatan juga tegaskan bawah daging dari ternak sapi yang terjangkit penyakit tersebut masih bisa dikonsumsi.
"Daging yang terkena PMK masih bisa dikonsumsi oleh manusia atau masih aman di konsumsi. Yang tidak Boleh hanya pada bagian-bagian tertentu yang terkena PMK," ujarnya.
"Misalnya organ organ tertentu, misalnya kaki, ya tentu saja harus diamputasi dulu," tambahnya.
Sementara untuk bagian dalam jeroan hewan ternak yang terjangkit virus tersebut ditegaskan tidak bisa di konsumsi.
"Jeroan ga boleh, atau mulut terkait dengan bibir, atau lidah, cuma itu yang memang tidak di rekomendasi, tapi yang lain masih bisa di rekomendasi," ujarnya.