Ekonom Nilai Stabilisasi Harga Bapok saat Idul Fitri 2022 Berhasil
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Upaya Pemerintah dalam menahan lonjakan harga bahan pokok (bapok) selama momen Idul Fitri 2022 secara umum dinilai berhasil. Hal ini terlihat dari indikator beberapa harga bapok selama momen lebaran tahun ini yang masih cukup terkendali.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menjabarkan, capaian positif tersebut bisa terlihat dari indikator harga pangan strategis yang cenderung stabil. Seperti telur ayam ras, bawang, hingga gula pasir yang mengalami tren penurunan harga.
"Saya kira, ini bisa menunjukkan bahwa ketersediaan suplai bisa mengimbangi meningkatnya permintaan atau demand yang terjadi di bulan Ramadan dan juga periode lebaran," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Minggu, 8 Mei 2022.
Meski menurut Rendy, sebenarnya manajemen stok bapok tersebut tidak bisa disamaratakan bagus pada momen ini. Sebab, komoditas pangan spesifik seperti minyak goreng yang masih berada pada tren harga relatif tinggi.
"Terutama untuk minyak goreng dalam bentuk kemasan atau bermerek. Minyak goreng harganya relatif masih tinggi sepanjang Ramadan," ujarnya.
Lebih lanjut dirinya memproyeksikan, harga komoditas pangan di dalam negeri akan melandai secara bertahap di masa depan. Seiring normalisasi permintaan bahan pokok karena berakhirnya momentum Ramadhan.
Sementara untuk minyak goreng, dinamika harganya akan ditentukan seberapa optimal kebijakan pengelolaan tata niaga komoditas tersebut. Termasuk di dalamnya kebijakan larangan ekspor CPO dan produk turunannya yang berlaku sejak 28 April lalu.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kebijakan ini adalah ketidakpatuhan oleh oknum tertentu atas pengaturan dalam kebijakan ini.
"Hal ini perlu diantisipasi dengan mengitensifikan proses pengawasan CPO di hulu," tegasnya.
Seperti diketahui, berdasarkan pantauan Kemendag per 5 Mei 2022, harga beragam bapok mengalami penurunan tipis dibanding sehari sebelumnya. Misalnya, harga daging sapi paha belakang yang turun 0,77 persen menjadi Rp142.600 per kg dan daging ayam ras turun 0,98 persen menjadi Rp40.400 per kg.
Kemudian, cabai merah besar turun 4,24 persen menjadi Rp40.400 per kg, cabai merah keriting turun 5,47 persen menjadi Rp46.700 per kg; dan cabai rawit merah turun 4,92 persen menjadi Rp50.200 per kg.
Sementara bawang merah juga turun 1,83 persen menjadi Rp37.500 per kg, serta bawang putih honan turun 0,98 persen menjadi Rp30.400 per kg. Sebelumnya, Mendag Muhammad Lutfi pun menegaskan, pihaknya berupaya keras menstabilkan harga bapok dan pasokannya.
Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengingatkan, agar Pemerintah segera mempersiapkan dan mengantisipasi ketersediaan pasokan bapok di pasar setelah Idul Fitri. Sekaligus fokus pada upaya distribusi secara merata di pasar.
Reynaldi sendiri begitu menanti upaya pemerintah, utamanya Kemendag terhadap proses pendistribusian pasokan bapok. Sebab, kesalahan pada upaya ini bakal membuat lonjakan bahkan disparitas harga yang cukup tinggi pada komoditas pangan ke depan.
"Seperti minyak goreng kemasan harganya Rp23.000 per liter, (padahal) minyak goreng curah ditetapkan pemerintah Rp14.000 per liter, ini jauh terpautnya. Maka, ketersediaan (bapok) ini jadi penting," terang Reynaldi.