Kuartal I-2022, BNI Catat Laba Bersih Rp3,96 Triliun

Perbankan termasuk BNI terus secara agresif memperluas akseptasi QRIS agar mendukung peningkatan transaksi cashless dan cardless yang lebih masif.
Sumber :

VIVA – PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI berhasil mempertahankan ekspansi kinerja solid pada awal tahun 2022. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang menguat saat ini.

Kantongi Gold Rank ASRRAT 4 Tahun Berturut-turut, Bukti Komitmen BNI Terapkan Keuangan Berkelanjutan

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar memaparkan, pencetakan laba lebih tinggi pada kuartal I-2022 ini mencapai Rp3,96 triliun, tumbuh 63,2 persen secara year-on-year (yoy).

"Pencapaian laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 7,3 persen (yoy) menjadi Rp8,5 triliun," kata Royke dalam keterangan tertulis, Selasa, 26 April 2022.

Konsisten Tumbuh Double Digit, Potensi Peningkatan Portofolio Green Loan BNI Terbuka Lebar

Royke menambahkan, pencapaian pendapatan operasional ini bahkan adalah tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan, dan kebijakan yang efektif, membuat biaya pencadangan kredit juga turun tajam sebesar 26,1 persen (yoy).

Total baki kredit yang disalurkan sepanjang kuartal I-2022 juga tumbuh 5,8 persen (yoy) menjadi Rp591,68 triliun. Posisi ini sudah lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi yakni pada kuartal I-2020.

Bidik Generasi Muda, Wondr Diproyeksi Kerek DPK BNI Tembus Lebih dari Rp 900 Triliun pada 2025

Gedung BNI

Photo :

Selain itu, indikator kinerja positif lainnya terkait dengan kualitas aset, likuiditas, dan efisiensi juga semakin baik, sehingga turut mendorong tercapainya pendapatan operasional yang lebih tinggi.

Kredit di segmen business banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 9,9 persen (yoy) menjadi Rp193,2 triliun.

Kemudian ada juga segmen large commercial yang tumbuh 24,5 persen (yoy) menjadi Rp46,1 triliun, dan segmen UMKM yang juga tumbuh 11,8 persen (yoy) dengan nilai kredit Rp98 triliun.

Secara keseluruhan kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,8 persen (yoy) menjadi Rp489,3 triliun. Kenaikan ekspansi kredit di seluruh segmen tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang juga sudah mulai pulih.

Sektor yang dibidik di segmen business banking adalah sektor perdagangan, infrastruktur, dan industri pengolahan. Bahkan, pembiayaan segmen hijau terus menunjukkan kebutuhan pembiayaan dengan ticket size besar sekaligus berkualitas. Hal ini dapat menjadi motor pendorong kredit sindikasi, salah satu penopang kredit korporasi Perseroan.

Dari sisi konsumer, lanjut Royke, kredit payroll dan kredit kepemilikan rumah membukukan penguatan kinerja positifnya pada awal tahun ini dengan pertumbuhan masing-masing 18,8 persen dan 8,4 persen (yoy). Secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,4 persen (yoy).

"Hal ini dikarenakan brand consumer banking BNI yang terbentuk dengan baik sehingga mampu memberi daya saing yang sangat kuat dalam berkompetisi dengan peers untuk melayani kebutuhan pembiayaan konsumer masyarakat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya