3 Strategi Pertamina Hulu Energi Jaga Kinerja Eksplorasi

Pertamina Hulu Mahakam di lepas pantai Kalimantan Timur.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – PT Pertamina Hulu Energi, sebagai Subholding Upstream Pertamina yang menaungi wilayah kerja hulu Pertamina di Indonesia dan juga luar negeri, memiliki tiga strategi inisiatif dalam eksplorasi. 

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

Aktivitas eksplorasi di wilayah kerja (WK) yang dimiliki Pertamina dilakukan secara masif dan agresif untuk menemukan sumber daya baru sebagai upaya mempertahankan produksi.

Adapun tiga strategi utama tersebut pertama berupa aset WK eksisting di mana kontribusi eksplorasi dibutuhkan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas eksisting. 

Bahlil Pastikan Pasokan BBM dan Listrik Aman Sambut Natal dan Tahun Baru

Baca juga: Dilarang Ekspor, Ini Dampak ke Harga Minyak Goreng Global dan Domestik

Kedua, strategi New Ventures di mana Subholding Upstream Pertamina mencari potensi eksplorasi yang baru. Dan ketiga strategi partnership untuk sharing risk & cost serta technology and knowledge transfer melalui akselerasi proses kerja sama serta joint bidding domestic serta luar negeri.

Perluas Akses Properti Komersial, Sinergi Strategis Maksimalkan Ruang Usaha di SPBU Pertamina

"Untuk yang strategi partnership, hampir di seluruh dunia atau 90 persen sudah berpartner, jarang seperti pertamina investasi sendiri, kita akan kerjasamakan di area-area baru untuk kejar 1 juta barel," ujar Direktur Eksplorasi PHE Medy Kurniawan, di Jakarta, Senin 25 April 2022.

Adapun, eksplorasi masif agresif juga telah ditunjukkan Subholding Upstream Pertamina dimana hingga Maret 2022 ini telah melakukan pemboran sebanyak 2 sumur yaitu Sungai Gelam Timur-1 (SGET-1) dan Manpatu-1X yang berhasil menemukan sumber daya migas. 

Bahkan, Subholding Upstream Pertamina juga sedang melakukan pengeboran di Camelia-001, Sungai Rotan-1, BDA-2X, Wiela-001 di wilayah Sumatera dan Phoenix-1 di wilayah Kalimantan dengan rencana sepanjang 2022 akan dilakukan pemboran sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur.

Selain melakukan pemboran di wilayah kerja eksisting, Subholding Upstream Pertamina juga melakukan kegiatan New Ventures di wilayah terbuka dalam pemenuhan Komitmen Kerja Pasti WK Jambi Merang (KKPJM). 

"Kegiatan new ventures di wilayah terbuka ini bertujuan mendapatkan wilayah kerja eksplorasi baru untuk mencari potensi giant discovery," tambah Medy. 

Pertamina Hulu Indonesia.

Photo :
  • Dok. Pertamina

Inisiasi partnership dengan NOC/IOC melalui Joint Study Agreement (JSA) yang difokuskan pada Area of Interest hasil dari KKPJM sementara ini yang sudah ditemukan sebanyak 7 area dari kegiatan 2D seismic sepanjang 32.215 km dan 5 regional study G&G  meliputi dari 123 cekungan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, PHE menerapkan beberapa teknologi terkini, antara lain 2D Seismic Broadband dengan panjang lintasan lebih dari 30.000 km yang merupakan Survei Seismic Offshore terpanjang di Asia Pacific selama 10 tahun terakhir.

Lalu, 2D Vibroseis Acquisition di Subvulkanik Jawa, Pseudo 3D Seismic Reprocessing, dan survey eFTG-FTG atau Full Tensor Gradiometry. 

Teknologi eFTG (enhanced) ini baru pertama kali digunakan di Indonesia dan dilakukan di wilayah Papua, tepatnya di Kepala Burung, dan survey FTG dilakukan di Akimeugah. 

"Selain strategi new venture dan partnership di wilayah terbuka, penerapan teknologi tepat guna dibutuhkan dengan tujuan untuk mengurangi subsurface uncertainty sehingga target dapat tercapai," jelas Medy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya