AP II Aktifkan Skytrain Bandara Soetta Khusus Angkutan Lebaran
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA – PT Angkasa Pura II kembali mengaktifkan layanan Skytrain atau Kalayang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin, 25 April 2022.
Executive General Manager (EGM) Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan, layanan kalayang Soekarno-Hatta itu diaktifkan kembali dengan tujuan mempermudah para penumpang untuk mengakses terminal, khususnya di angkutan Lebaran 2022.
"Konsep operasi kalayang kita memang untuk mendukung selama angkutan Lebaran. Jadi, sementara hanya dioperasikan dari tanggal 25 April 2022 hingga 10 Mei 2022," katanya.
Sebelum resmi diaktifkan per hari ini, pihaknya telah lebih dulu melakukan uji coba seminggu sebelum digunakan. Mengingat kereta layang tersebut sudah dua tahun tidak dioperasikan lantaran kasus COVID-19 yang sedang meningkat.
"Kemarin, satu minggu sebelum ini (kalayang) diaktifkan, kita sudah mulai melakukan trial (percobaan) yang lebih masif untuk memastikan semua fasilitas beroperasi dengan baik seperti kelistrikan dan signal-nya. InsyaAllah semuanya berjalan cukup baik dan lancar," ujarnya.
Nantinya, bila pergerakan penumpang di Bandara Soetta tembus 100 ribu per hari, maka pihaknya akan mempertimbangkan soal operasional kereta layang.
"Kami masih mempertimbangkan, kalau kemudian nanti tren traffic penumpangnya ternyata masih selalu di atas 100 ribu di luar periode ramadan, maka ada kemungkinan kita akan evaluasi untuk bisa dioperasikan kembali di luar angkutan lebaran,” tambahnya.
Konsep operasional kalayang masih tetap sama seperti sebelum pandemi COVID-19. Ada dua unit kalayang dengan jam operasional mulai pukul 06.00-21.00 atau 15 jam setiap hari yang dioperasikan dengan kapasitas 176 orang.
"Saya kira (jam operasional) ini cukup karena pergerakan penumpang di malam hari ini juga cukup rendah," ungkapnya
Untuk pola operasi Skytrain mulai dari Terminal 1 - Stasiun Kereta Bandara - Terminal 2 - Terminal 3 dan sebaliknya. Waktu pemberhentian di setiap shelter hanya 1 menit dan waktu kedatangan kalayang di setiap shelter per 13 menit.
"Jadi tidak ada yang berubah. Kita tidak melakukan modifikasi operasi karena saya pikir terlalu riskan. Jadi kalau hanya operasi satu train set, ini waktu tunggunya jadi lama sekali dan ini tidak efektif untuk pergerakan penumpang," ungkapnya.