BloombergNEF Summit, Anindya Bakrie Ungkap Peluang Investasi RI
- Tangkapan layar.
VIVA – Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia yang juga CEO dan President Director PT Bakrie and Brothers Anindya Bakrie memberikan penjelasan terkait kehadirannya dalam BloombergNEF. Bersama-sama dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketum Kadin Arsjad Rasjid, mewakili Indonesia dalam forum tersebut.
Anindya menjelaskan, bahwa masa depan Indonesia dan dunia terutama adalah transisi energi yang baik. Terutama berkaitan dengan adanya perubahan iklim. Hal ini juga merupakan hasil COP26 pada November 2021 lalu, agar negara-negara mengurangi emisi karbon.
Di Indonesia, potensi-potensi dalam membangun energi baru terbarukan sangat besar. Tidak hanya dari hutan-hutan yang memang sudah ada saat ini. Tapi juga 'aset' lain seperti rawa-rawa hingga mangrove.
"Yang bisa menjadi suatu aset untuk menyerap banyak karbon," kata Anindya, dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Rabu 20 April 2022.
Yang paling penting, katanya, adalah bagaimana pembiayaannya. Sedangkan Indonesia juga telah bergerak menuju perubahan ke energi terbarukan. Anin, biasa dia disapa, seperti pembangkit listrik yang saat ini masih menggunakan batu bara, akan perlahan menuju energi terbarukan.
"Semua ini dibicarakan dalam aspek bagaimana negara maju berkembang bisa bersama-sama," katanya.
Jelas Anin, tujuannya bukan saja perbaikan iklim dunia. Tapi ada dampak dengan membawa industrialisasi ke negara berkembang serta membuat masyarakatnya lebih maju, termasuk Indonesia.
"Misinya sederhana, kita ingin menjadi pembangun bukan saja penonton," jelasnya.
Menurutnya, ini menjadi momentum yang baik untuk mengajak negara-negara maju untuk berinvestasi di Indonesia. Apalagi Indonesia menjadi Presidensi G20. Pemaparan yang dilakukannya di forum itu, dan juga ada pidato dari Menko Luhut dan yang lainnya, cukup menarik perhatian.
"Responnya sangat bagus dan mereka sangat tertarik," ujarnya. Walau ada persoalan Rusia dan Ukraina, Anin berharap perbedaan itu bisa diselesaikan dan ujungnya bisa bersama-sama.
Lebih lanjut dijelaskannya, harapan dari ini adalah bagaimana investasi bisa masuk ke Indonesia. Jika itu terjadi, maka ujungnya tentu kesejahteraan masyarakat yang lebih luas lagi. Termasuk membantu para pengusaha nantinya.
"Tapi juga kepada UMKM-UMKM supaya bisa menikmati ini semua. Bagaimana Indonesia juga bisa menjadi super power di dalam membantu dunia mengurangi emisi," jelasnya.
Bagi Anin, apa yang diupayakan ini supaya bisa terwujud, adalah sebuah kebanggaan. Apalagi efeknya adalah ekonomi bangsa. "Bukan saja menjadi suatu kebanggaan tapi juga kesempatan untuk membangkitkan ekonomi," katanya.
Diketahui, BloombergNEF (BNEF) akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BloombergNEF yang akan diselenggarakan di Bali, Indonesia. Pertemuan itu akan digelar pada 12 November 2022 mendatang, menjelang KTT B20 dan G20.
KTT BNEF yang bertema Net-Zero ini nantinya akan mempertemukan 300 pemimpin bisnis dunia dan investor global termasuk Indonesia, untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan dalam transisi ke masa Net-Zero.
Upaya dekarbonisasi negara nantinya akan berhubungan dengan kepemimpinan G20 untuk memperjuangkan transisi energi, dan mekanisme pembiayaan berkelanjutan.
Tahun ini, Indonesia berkesempatan untuk menjadi Presidensi G20 sebagai negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah G20 Leaders Summit dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.
KTT BloombergNEF yang berlangsung di Bali ini sebagai acara sampingan resmi dari G20 dan B20.
Selain itu BNEF akan menerima dukungan strategis dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (CMMIA), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta firma penasihat Equaristorise.
Seri KTT BNEF akan mengumpulkan para investor eksekutif dan pembuat kebijakan dari berbagai negara seperti New York, San Francisco, London, Shanghai, New Delhi dan Munich.