BloombergNEF Gelar KTT Net-Zero Jelang Pertemuan B20 dan G20 Bali

Sejumlah wisatawan mengunjungi kawasan Pura Besakih di Karangasem, Bali (foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA – BloombergNEF (BNEF) akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BloombergNEF yang akan diselenggarakan di Bali, Indonesia. Pertemuan itu akan digelar pada 12 November 2022 mendatang, menjelang KTT B20 dan G20.

Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur, Kupang Siap Terima Investor

KTT BNEF yang bertema Net-Zero ini nantinya akan mempertemukan 300 pemimpin bisnis dunia dan investor global termasuk Indonesia, untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan dalam transisi ke masa Net-Zero.

Upaya dekarbonisasi negara nantinya akan berhubungan dengan kepemimpinan G20 untuk memperjuangkan transisi energi, dan mekanisme pembiayaan berkelanjutan.

Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Terbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat

Tahun ini, Indonesia berkesempatan untuk menjadi Presidensi G20 sebagai negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah G20 Leaders Summit dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.

KTT BloombergNEF yang berlangsung di Bali ini sebagai acara sampingan resmi dari G20 dan B20. Selain itu BNEF akan menerima dukungan strategis dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (CMMIA), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta firma penasihat Equaristorise.

Mengenal Istilah 'Latte Factor' yang Bikin Gen Z dan Milenial Makin Boncos

Seri KTT BNEF akan mengumpulkan para investor eksekutif dan pembuat kebijakan dari berbagai negara seperti New York, San Francisco, London, Shanghai, New Delhi dan Munich.

Presidensi Indonesia di G20 2022: Logo

Photo :
  • ANTARA/HO-g20-indonesia.id

Mereka akan memberi ide, wawasan, dan koneksi untuk merumuskan strategi yang sukses dan memanfaatkan perubahan teknologi. Selain itu, para investor tersebut akan membentuk organisasi yang lebih bersih sehingga menciptakan masa depan yang lebih kompetitif.

KTT BNEF di Bali diharapkan dapat memperluas berbagai kolaborasi sebelumnya antara sektor swasta dan publik Indonesia, serta BloombergNEF dan Bloomberg Philanthropies.

Michael R Bloomberg, utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Ambisi dan Solusi Iklim serta pendiri dari Bloomberg Philanthropies dan anggota khusus Advokasi Internasional B20 mengatakan, Indonesia dapat membantu memperkuat transisi kawasan dari bahan fosil.

“Dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan potensi besar untuk pengembangan energi bersih, Indonesia dapat membantu memperkuat transisi kawasan dari bahan bakar fosil,” kata Michael, dikutip dari siaran pers BloombergNEF, Selasa 19 April 2022.

“Dengan melakukan itu, Indonesia dapat menunjukkan bagaimana investasi yang melawan perubahan iklim juga menciptakan lapangan kerja lokal, mendukung kewirausahaan, dan menumbuhkan ekonomi,” tambahnya.

Michael juga mengatakan bahwa Bloomberg Philanthropies dengan senang hati bekerja sama dengan Indonesia untuk mendukung pekerjaannya, dan membantu mempercepat kemajuannya.

Menurutnya, KTT BNEF di Bali adalah kesempatan besar untuk memulai lebih banyak aksi di seluruh kawasan dan membangun momentum menuju KTT G20 dan B20 akhir tahun 2022.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Indonesia menanggapi hal tersebut. “Indonesia senang dapat bekerja lebih dekat dengan Bloomberg dan BNEF dalam perjalanan dekarbonisasi untuk mencapai net-Zero, serta untuk menjaga masa depan planet ini,” kata Luhut.

“Sebagai ketua panitia penyelenggara G20 Indonesia, saya menyambut baii BNEF Net Zero Summit pertama di Bali pada November 2022 mendatang,” tambahnya.

Selain itu, Shinta Kamdani sebagai Ketua B20 Indonesia, dan Wakil Ketua Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi dan Hubungan Internasional KADIN mengatakan bahwa kepresiden B20 telah menetapkan visi untuk mempromosikan transisi yang adil untuk menuju masa depan yang bersih.

Dia juga menambahkan bahwa sebagai forum dialog resmi, G20 dengan komunitas bisnis global B20 Indonesia akan merumuskan rekomendasi kebijakan global pada aspek transisi energi dan keuangan berkelanjutan.

“Pada saat yang sama, kami juga mendorong negara-negara maju dan berkembang dalam berbagai teknologi tahan iklim secara kolaboratif dan mengembangkan infrastruktur berkelanjutan untuk memastikan kecepatan yang adil dari transisi net-Zero di seluruh dunia,” kata Shinta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya