Ditopang Harga Bahan Bakar Mineral, Ekspor RI Maret 2022 Melesat
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekspor Indonesia pada Maret 2022 sebesar US$26,50 miliar atau meningkat sebesar 29,42 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kepala BPS, Margo Yuwono menuturkan, peningkatan nilai ekspor tersebut ada pada minyak dan gas (migas) dan non migas. Untuk migas sebesar US$25,09 miliar, sedangkan migas senilai US$1,41 miliar.
“Non migasnya kalau kita bandingkan terhadap bulan yang lalu itu meningkat 28,42 persen. Sedangkan migasnya meningkat 41,24 persen,” ujar Margo dalam telekonferensi, Senin 18 Maret 2022.
Margo menjelaskan, faktor utama yang berpengaruh terhadap peningkatan ekspor non migas adalah karena meningkatnya harga bahan bakar mineral. Di mana dari itu di bulan Maret 2022 secara month to month (mtm) sebesar 54,45 persen.
“Kemudian diikuti besi dan baja di bulan maret ini secara mtm meningkatnya 37,15 persen. Sedangkan ekspor migas secara mtm tadi meningkat 41,24 persen. Ini kalau di rinci minyak mentah naik 48,59 persen dan hasil minyak naik 40,57 persen,” jelasnya.
Kemudian, Margo mengungkapkan pada ekspor di Maret 2022 didominasi oleh sektor industri pengolahan. Dari sektor tersebut untuk Maret 2022 mencapai US$19,26 miliar.
“Jadi kalau lihat sektornya, dominannya ada di industri pengolahan,” terangnya.
Sementara itu jika dilihat dari pertumbuhan, sektor terbesar ada pada pertambangan dan lainnya. Dengan ekspor di Maret ini mencapai US$5,40 miliar, tumbuh secara mtm sebesar 50,18.
“Secara mtm komoditas utama yang menyebabkan pertumbuhan tinggi di pertambangan dan lainnya itu adalah komoditas bijih besi dan lignit,” ungkap Margo.
Margo melanjutkan, untuk industri pengolahan secara mtm yang memberikan andil terhadap pertumbuhan di Industri pengolahan yaitu, nikel dan pupuk. Sedangkan jika secara year on year (yoy) adalah nikel, perhiasan, dan bahan berharga lainnya.