Empat Langkah Kementerian ESDM Percepat Pengembangan PLTP
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia.
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian ESDM, Harris menjelaskan, sampai tahun 2030 pemerintah akan membangun PLTP dengan kapasitas sebesar 3.355 Megawatt (MW) untuk memenuhi target bauran energi baru terbarukan (EBT).
"Hal itu tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030," kata Harris dalam keterangan tertulis, Selasa 12 April 2022.
Harris menjelaskan sejumlah langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah, untuk memenuhi target tersebut.
Pertama, pemerintah akan melakukan pengeboran (government drilling), untuk mengurangi risiko para pengembang sekaligus untuk menurunkan harga jual listrik panas bumi. Sampai 2024, pemerintah akan melakukan pengeboran di 20 wilayah kerja panas bumi untuk rencana pengembangan sebesar 683 MW.
Kedua, pemanfaatan dana Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi (PISP) dan Geothermal Resources Risk Mitigation (GREM) untuk pendanaan pengembangan panas bumi.
Ketiga, sinergi antar-BUMN, dimana setidaknya selama ini ada tiga BUMN yang bergerak di bidang panas bumi yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang berada di bawah Sub Holding Pertamina New Renewable Energy (PNRE), PT Indonesia Power (anak perusahaan PT PLN), dan PT Geo Dipa, BUMN di bawah Kementerian Keuangan.
Keempat, optimalisasi sumber daya di wilayah kerja panas bumi (WKP) yang sudah berproduksi dengan ekspansi dan efisiensi. Dua di antaranya adalah membangun PLTP Binary di WKP Salak sebesar 15 MW, dan PLTP Binary di WKP Dieng (10 MW).
"Saat ini, PT PGE juga sedang menyelesaikan PLTP Binary di WKP Lahendong, Sulawesi Utara, dengan kapasitas 0,5 MW," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto menjelaskan, sampai akhir 2021 kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di Indonesia mencapai 2.276 MW. Dimana, sebagian besar berada di dalam Wilayah Kerja PT PGE, yakni sebesar 1.877 MW.
PT PGE sendiri mengelola 13 Wilayah Kerja dengan kapasitas 672 MW yang dioperasikan sendiri, dan 1.205 MW melalui Joint Operation Contract (JOC). Berdasarkan hasil riset Wood Mackenzie, Indonesia diproyeksikan akan menjadi pemain geothermal terbesar di dunia pada 2026.
"Kapasitas terpasang pembangkit pada panas bumi di Indonesia pada 2026 akan mencapai 5.240 MW. Pada tahun itu, Indonesia akan menggeser Amerika dari posisi nomor satu," kata Ahmad Yuniarto.
Diketahui, PT PGE saat ini juga sedang melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan tender Engineering Procurement Construction Commissioning (EPCC) di sejumlah WKP. Kegiatan eksplorasi dan pengembangan dilakukan di WKP Seulawah (Aceh) dan Sungai Penuh (Jambi), sedangkan tender EPCC dilakukan di WKP Lumut Balai (Sumatera Selatan) sebesar 55 MW, dan Hululais (Bengkulu) sebesar 110 MW.