Mengenal Chiller Pendingin Ruangan Ramah Lingkungan Berbahan Bakar Gas

PT Permata Karya Jasa (Perkasa) mengatur alat pendingin ruangan atau chiller.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – PT Permata Karya Jasa (Perkasa) afiliasi Subholding Gas Pertamina telah mengembangkan gas bumi sebagai energi ramah lingkungan yang dapat dipakai sebagai bahan bakar pada alat pendingin ruangan atau chiller.

Dorong Lebih Banyak UMKM Naik Kelas, Pertamina Lakukan One on One Coaching

Sinergi dan inovasi dalam Subholding Gas Group tersebut sebagai bagian dari upaya meningkatkan value chain gas bumi. Chiller ini sendiri dapat membantu penghematan energi sampai 30 persen dibandingkan chiller konvensional dan hemat pemakaian listrik hingga 70 persen.

Saat ini, PT Permata Karya Jasa telah menargetkan beberapa customer chiller diantaranya hotel, bandara, kantor, mall, rumah sakit, dan data center. 

Harga BBM Pertamax November 2024 Tidak Ikut Naik, Pertamina Ungkap Alasannya

Baca juga: Pengakuan HRD Perampok Bank BJB Fatmawati, Terinspirasi Money Heist

Direktur Utama PT Perkasa Adhi Lingga Harymurti menjelaskan bahwa chiller juga dapat digunakan untuk pendingin ruang operasional pabrik maupun ruangan kantor. 

Kompak Naik! Ini Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo dan BP per 1 November 2024

Chiller berbahan bakar gas bumi ini memiliki sejumlah kelebihan. Pertama adalah ramah lingkungan, karena chiller ini menggunakan refrigerant berupa air dan Lithium bromide (Libr) bukan freon. Seperti diketahui bersama bahwa freon yang dihasilkan oleh pendingin konvensional dapat merusak ozon.

“Kedua adalah green energy, karena berbahan bakar gas sehingga layak untuk diaplikasikan secara lebih luas di masyarakat. Kelebihan ketiga yaitu dapat juga menggunakan bahan bakar dari panas buang pembangkit (exhaust),” jelas Adhi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 6 April 2022.

Adhi melanjutkan bahwa dengan memanfatkan panas buang pembangkit akan dapat meningkatkan efisiensi, karena panas yang terbuang bisa cemari lingkungan. Maka panas buang tersebut bisa diolah dengan chiller untuk menghasilkan udara dingin.

“Misalnya gas engine dari sebuah pabrik. Gas engine itu menghasilkan listrik mandiri, selain PLN. Dari situ pasti ada gas buangnya yang lebih dari 300 derajat. Itu bisa digunakan untuk energi chiller. Maka bisa disebut juga dengan absorption chiller atau menyerap panas dari sebuah pembangkit,” jelas Adhi.

Alat pendingin ruangan atau chiller berbahan bakar Gas.

Photo :
  • Dok. Pertamina

Selain itu, hot water (90-180°C) dan steam (0-10 Bar) dari sebuah pabrik juga dapat digunakan sebagai energi chiller. Dari beberapa sumber energi tersebut (multi energy) dapat menghasilkan multi output yaitu cooling (pendingin), heating (pemanas), dan hot water.

“Dari satu alat kita bisa menghasilkan tiga output, cooling, heating, dan hot water. Khusus heating tidak dihidupkan di Indonesia, karena khusus untuk negara empat musim. Hot water biasanya digunakan dengan simultan ketika di hotel. Satu alat (chiller) bisa menghasilkan udara dingin untuk ruangan dan hot water untuk shower. Jadi tidak perlu lagi pakai boiler lagi,” ujar Adhi.

Sementara itu, Chiller ini juga lebih safety (aman), karena ini bersifat vacuum bukan tekakan sehingga kemungkinan terjadi ledakan sangat rendah. 
Terakhir, chiller telah lulus uji ketahanan gempa sampai dengan 9 Skala Richter. Ketika ada gempa, solution yang ada di dalamnya tetap stabil dan sehingga tetap bisa berfungsi dengan baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya