Satgas Waspada Investasi: Korban Investasi Ilegal Banyak Intelektual
- M Yudha Prastya/VIVA.co.id
VIVA – Saat ini investasi ilegal telah menelan banyak korban. Banyak masyarakat merasa dirugikan akibat masuk ke dalam investasi ini. Para affiliator investasi ilegal seperti Indra Kenz dan Doni Salmanan juga telah diamankan oleh pihak Kepolisian.
Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing mengungkapkan para korban investasi ilegal banyak dari masyarakat yang memiliki intelektual.
“Masyarakat kita sudah tahu itu ilegal. Dia sudah tahu, karena banyak sekarang ini para masyarakat yang ikut investasi ilegal adalah orang-orang intelektual sebenarnya. Intelektual yang kena tipu,” jelas Tongam dalam telekonferensi, Rabu 6 April 2022.
Baca juga: Catat, Per 1 Mei 2022 Aset Kripto Resmi Dikenakan Pajak
Tongam mencontohkan, dari robot trading melalui binary option banyak dari korban investasi ini adalah pekerja kantoran. Di mana menurutnya bila secara rasional para pekerja seharusnya tidak terjebak dalam kegiatan ini.
“Sangat banyak harusnya orang-orang yang bekerja di kantoran mengetahui, bahwa tidak mungkin lah perdagangan berjangka komoditi perdagangan Forex. Untuk terus naik antara 10-13 persen per bulan dan diberikan,” tegasnya.
Tongam mengatakan, seharusnya orang yang berpendidikan tidak percaya akan keuntungan tersebut. Tetapi, hal itu tak bisa dicegah sebab rasionalitas kalah oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan secara cepat.
“Makanya muncul masyarakat yang memang ketika menikmati keuntungan itu nggak lapor sama siapa-siapa. Tapi setelah rugi ya teriak, ya ini memang perilaku orang-orang yang menurut kami intelektual, yang memahami risiko dari investasi itu,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan rendah juga menjadi korban investasi ilegal ini. Togam menuturkan, hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai produk-produk investasi.
“Pengetahuan mengenai investasi mereka tidak tahu produk-produk itu diikuti kemudian mereka mendapatkan untung kemudian mereka rugi atau ditipu. Karena literasinya mungkin rendah ya,” imbuhnya.