Kapal Tanker Pertamina Dihadang Greenpeace Sedang Disewa Pihak Ketiga
- Kristian Buus / Greenpeace
VIVA – Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza mengungkapkan pihaknya telah menerima laporan dari Pertamina soal peristiwa kapal tanker Pertamina Prime yang dihadang sejumlah aktivis Greenpeace di perairan Denmark. Faisol mengatakan bahwa kapal tersebut sedang disewa oleh pihak ketiga.
"Saya sudah mendapatkan laporan dari Pertamina bahwa kapal tanker itu tidak mengangkut atau bukan kargo Pertamina, ataupun sewa langsung dari Pertamina," kata Faisol kepada awak media dikutip Rabu, 6 April 2022.
Faisol lebih jauh menuturkan, berdasarkan laporan yang diterimanya juga, bahwa kapal Pertamina Prime itu berlabuh dari Denmark menuju China.
Politikus PKB itu memambahakan saat ini kondisi kapal sudah kondusif. Dia juga memastikan, bahwa kargo minyak pada kapal tanker itu tidak diimpor ke Indonesia.
"Kapal Pertamina Prime (tersebut) masih aman dan kondusif sedang dalam perjalanan dari Denmark ke China. Jadi informasi ini sebaiknya diperbaiki supaya tidak menyebabkan salah paham di antara Pertamina dengan masyarakat dan pemerintah," kata Faisol.
Berikut isi laporan lengkap dari Pertamina yang diberikan oleh Faisol Riza kepada awak media:
1. Pertamina menyewakan kapal Pertamina Prime kepada pihak ketiga (Elite Charter), yang kemudian disewakan kembali (sub-chartered) ke Trafigura. Atas transaksi sub-chartered tersebut, kapal tersebut sedang mengangkut kargo milik pihak lain (bukan kargo Pertamina ataupun sewa langsung dari Pertamina).
2. Pertamina senantiasa menaati ketentuan internasional yang berlaku.
3. Sampai saat ini, situasi di kapal Pertamina Prime masih aman dan kondusif, dan sedang dalam pelayaran dari Denmark ke China sejak 2 April 2022.
Diwartakan sebelumnya bahwa sejumlah aktivis Greenpeace memblokir pengiriman minyak Rusia antara dua kapal tanker di lepas pantai Denmark. Kapal tanker itu berlogo Pertamina dengan tulisan Pertamina Prime pada lambung kapal.
Aksi pemblokiran itu dilakukan dengan kayak dan berenang. Greenpeace sendiri memang sedang mengorganisir aksi untuk menyerukan larangan impor bahan bakar fosil dari Rusia akibat invasi ke Ukraina.