Sektor Unggulan Halal Value Chain Topang 25 Persen Ekonomi Nasional

Wapres KH Ma'ruf Amin (Foto/Twitter/Kiyai_MarufAmin)
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin menegaskan, saat ini Indonesia sebenarnya sudah memiliki sejumlah sektor unggulan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Resmi Dibuka, Halal Fair 2024 Ajak UMKM Indonesia Bersaing di Pasar Internasional

Sektor-sektor tersebut misalnya yakni seperti di sektor pertanian, sektor makanan dan minuman halal, sektor fashion muslim, sektor pariwisata yang ramah muslim, serta sektor keuangan syariah itu sendiri.

Keunggulan 'halal value chain' itu diakui Wapres dapat dilihat dari kemampuan mereka yang tidak hanya bisa bertahan, tapi juga mampu menyangga ekonomi Indonesia selama masa pandemi COVID-19.

KNEKS Prediksi Aset Keuangan Syariah Global Melejit 66 Persen di Tahun Depan, Sudah Sumbang Rp 9.761 Triliun ke PDB

Baca juga: Dukung Jokowi 3 Periode, Aparatur Desa Gelar Deklarasi Habis Lebaran

"Secara keseluruhan, pangsa sektor unggulan halal value chain tersebut bahkan mampu menopang 25 persen lebih dari ekonomi nasional," kata Ma'ruf dalam telekonferensi, Selasa 29 Maret 2022.

BCA Syariah Gelar Workshop, Dorong Kecakapan Literasi Keuangan Syariah

Wapres pun merinci kontribusi dari masing-masing sektor di halal value chain tersebut. Di mana, peringkat pertama yaitu dipimpin oleh sektor pertanian, dengan kontribusi mencapai sekitar 51 persen.

"Selanjutnya diikuti oleh sektor makanan minuman halal dengan kontribusi sekitar 27 persen, sektor pariwisata ramah muslim 16 persen, dan fashion muslim (dengan kontribusi) hampir 6 persen," ujar Ma'ruf.

Ilustrasi industri halal.

Photo :
  • Cosmetics design asia

Kemudian, lanjut Wapres, yang menjadi komponen penggerak terakhir adalah para pengusaha muda di bidang bisnis syariah, yang berdaya juang tinggi dan aktif mendorong ekonomi Indonesia agar kembali bangkit dari keterpurukannya di masa pandemi COVID-19.

Untuk kontribusi para pengusaha di bidang bisnis dan ekonomi syariah itu sendiri, Ma'ruf menekankan faktor kuncinya yakni terletak pada kemauan dan kejelian para pengusaha itu, untuk mengubah berbagai tantangan yang ada menjadi peluang-peluang baru.

"Demikian pula potensi besar ekonomi dan keuangan syariah nasional, yang diharapkan bisa menjadi lentera yang menerangi langkah pembangunan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya