Sri Mulyani Klaim Geliat Ekonomi RI Makin Membaik, Ini Buktinya
- istimewa
VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, aktivitas konsumsi masyarakat pada Februari 2022 tercatat meningkat, seiring dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang masih cukup tinggi di level 113 yang menurutnya berada di level optimistis.
"Meskipun kemarin kita melihat ada sedikit penurunan dengan meningkatnya varian omicron, namun ini masih di level yang tinggi kalau dibandingkan dengan sepanjang tahun 2020 dan 2021," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi Senin 28 Maret 2022.
Retail sales index Indonesia menurut Menkeu juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan di 14,5 persen, dan pertumbuhan dari konsumsi listrik bagi sektor industri tercatat naik 14,1 persen seiring kenaikan yang sama bagi sektor bisnis yang juga mengalami kenaikan 9,30 persen dan dinilai cukup stabil.
Baca juga:Â Jokowi Bertemu Presiden IsDB, Ini Sejumlah Hal yang Jadi Bahasan
"Ini menggambarkan kegiatan ekonomi dari sisi produksi, baik itu untuk manufaktur dan untuk bisnis (sektor jasa, perdagangan, dan lain-lain), menunjukkan adanya geliat yang makin baik," ujarnya.
Menkeu menambahkan, indikator dini lainnya dari sisi permintaan, yaitu dari sisi investasi, bisa dilihat dari beberapa proxy indikator. Misalnya seperti konsumsi semen dan penjualan mobil niaga.
Penjualan semen tumbuh 2,7 persen lebih rendah dibandingkan Januari 2022. Namun dari sisi level masih menunjukkan tingkat yang sehat karena 70 persen dari PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) atau investasi itu, bisa digunakan indikatornya dari konsumsi semen.
Selain itu, Sri Mulyani juga melihat dari sisi penjualan mobil niaga dan alat berat, yang menggambarkan adanya level yang cukup tinggi. Meskipun dari sisi pertumbuhannya sudah mulai normal, namun jika dilihat level penjualannya sudah berada pada level di 20.841.Â
"Jauh lebih tinggi bahkan jika dibandingkan sebelum pre-COVID19," kata Sri Mulyani.
Sementara untuk penjualan alat berat, Menkeu melihat lonjakan yang luar biasa tinggi pada Januari 2022, dengan kenaikan jumlah penjualan alat berat mencapai 530 dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya selama masa pandemi 2020 dan 2021.
"Ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi mulai berjalan, dan juga tidak hanya didukung dari manufaktur, industri, dan bisnis, tapi juga dari kegiatan konstruksi," ujarnya.