Penjelasan Pertamina soal Mengularnya Antrean Solar Subsidi di Daerah

Pertamina Luncurkan Dexlite
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Di saat masalah kelangkaan minyak goreng belum benar-benar mereda, kini antrean bahan bakar solar subsidi disebut-sebut juga kembali mengular di berbagai SPBU wilayah Jawa dan Luar Jawa.

Pertamina Gandeng Airbus Kembangkan Avtur Ramah Lingkungan

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan, berbeda dengan distributor minyak goreng, distributor solar subsidi satu-satunya adalah PT Pertamina Patra Niaga (PPN) yang merupakan Sub Holding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero). 

"Tidak bisa dihindari tudingan penyebab kelangkaan solar subsidi tertuju kepada PT PPN, tanpa bisa mengambinghitamkan mafia solar," kata Fahmy kepada VIVA, Jumat 25 Maret 2022.

Mengintip Program CSR Pertamina EP Pangkalan Susu Field Edu-Ekowisata Mangrove Pasar Rawa

Saat dikonfirmasi terpisah, Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menegaskan bahwa pihaknya akan selalu berupaya untuk menyalurkan solar subsidi sesuai arahan pemerintah.

"Kami tetap akan berupaya optimal untuk menyalurkan Solar Subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Pemerintah," ujar Irto saat dihubungi VIVA, Jumat 25 Maret 2022.

Libatkan Satgas Difabel, Pertamina EP Rantau Field Gelar Pendidikan Bencana untuk SLB

Diketahui sebelumnya, solar bersubsidi disebut-sebut mengalami kelangkaan di beberapa daerah. Bahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo telah meminta jatah solar bersubsidi untuk daerahnya ditambah, setelah petani dan nelayan menyampaikan keluhannya kepada Pemprov beberapa waktu lalu.

Selain itu, pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) juga terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan pihak Polri dan Pemda, guna mengamankan penyaluran BBM jenis solar bersubsidi.

Sebab, sebelumnya PT Pertamina Patra Niaga sendiri juga mencatat bahwa secara nasional penyaluran solar subsidi telah melebihi kuota sekitar 10 persen per Februari 2022. Stok solar subsidi ini secara nasional berada di level 20 hari.

Sementara itu, sejumlah warga di Palembang, Jumat, mengeluhkan antrean kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) jenis solar akhir-akhir ini mulai mengganggu. Karena, tidak teratur menumpuk hingga dua jalur di pintu masuk SPBU hingga ke jalan raya dan mengakibatkan gangguan kelancaran arus lalu lintas.

Menurut salah seorang warga Ali Rasyid, SPBU di kawasan Jalan Demang Lebar Daun Palembang yang menjual solar bersubsidi (bio solar), dalam sepekan terakhir terjadi antrean panjang mobil truk dan pribadi hingga ke jalan depan pintu masuk Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Khadijah.

Dikutip dari Antara, kondisi ini memerlukan petugas untuk mengatur kendaraan yang antrean masuk ke SPBU agar tidak menumpuk dan menyumbat arus kendaraan yang akan melintas di jalan akses ke rumah dinas Gubernur Sumsel dan ke jalan tol Palembang-Lampung itu.

Nozzle BBM jenis Dexlite di SPBU Pertamina Abdul Muis

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pengelola SPBU harusnya menyiapkan petugas mengatur kendaraan yang akan masuk jalur antrean BBM solar. Atau, meminta bantuan aparat kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan warga Bumi Sriwijaya ini.

Sang pengelola SPBU Ahmad menjelaskan, penyebab antrean kendaraan pembeli solar karena harga solar nonsubsidi sudah tiga kali naik sejak awal 2022

Semula solar dexlite dijual Rp9.700 per liter pada Januari 2022 dan naik menjadi Rp12.400 per liter, Februari dan Maret kembali lagi naik menjadi Rp13.250 per liter. Sehingga mendorong pemilik kendaraan beralih membeli solar subsidi yang harganya relatif murah Rp5.150 per liter.

Selain itu disebabkan terjadi pengurangan pasokan solar, dari kapasitas dispenser 30 ton per hari hanya dipasok Pertamina sekitar 16 ton per hari, ujar pengelola SPBU.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya