Startup DELOS Dapat Suntikan Dana USD 8 Juta
- Istimewa
VIVA – Startup teknologi akuakultur asal Indonesia DELOS kasih kabar mengejutkan. Mereka mengumumkan tambahan pendanaan tahap awal (Seed Extension Round) senilai USD 8 Juta (sekitar 114 miliar rupiah) yang dipimpin oleh Centauri Fund, sebuah perusahaan permodalan ventura kerjasama MDI Ventures dan KB Investment Co., Ltd. dan Alpha JWC Ventures, salah satu perusahaan modal ventura terkemuka di Asia Tenggara.
Pendanaan ini juga diikuti beberapa investor lain, seperti Number Capital, Arise, iSeed SEA, Irvan Kolonas, Alto Partners Multi-Family Office, Mahanusa Capital, Founder Kopi Kenangan James Prananto, dan sejumlah investor lainnya.
Dengan suntikan pendanaan dari Seed Extension Round ini, DELOS akan melanjutkan dan memperluas pendampingan dan penanganan klien tambak udang serta melanjutkan pengembangan produknya, AquaHero, AquaLink, dan AquaBank, untuk memacu pertumbuhan industri akuakultur dan memulai “Revolusi Biru” di Indonesia.
“Indonesia adalah eksportir udang terbesar ketiga di dunia. Namun industri ini masih terfragmentasi, dan terus terhambat oleh sistem pengelolaan yang tidak optimal dan ketinggalan zaman sehingga kualitas hasil panen tambak udang Indonesia selalu berada di bawah standar global," ucap Partner Alpha JWC Ventures, Eko Kurniadi dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 24 Maret 2022.
Dia menambahkan, DELOS mampu memberikan solusi berbasis data untuk masalah sehari-hari yang dihadapi petambak udang, dan sejauh ini DELOS telah terbukti berhasil mengoptimalisasikan pengelolaan dan meningkatkan daya guna tambak.
"Dengan memanfaatkan keahlian dan jaringan para pendiri DELOS, kami percaya perusahaan ini akan menjadi salah satu pemimpin Revolusi Biru di Indonesia," kata dia.
Managing Partner Centauri Fund, Kenneth Li pun mempercayai hal tersebut. Dia menjelaskan, agrikultur merupakan salah satu industri akar rumput yang menyumbang paling banyak untuk GDP Indonesia, sekaligus menjadi kontributor terbesar dari industri perikanan.
"Ini dikarenakan harga jual udang yang tinggi di pasar luar negeri, walaupun biaya operasional dan risiko panen tinggi. Perubahan kecil dalam kualitas air atau pakan dapat berdampak besar pada hasil panen. DELOS, yang mampu menghasilkan produktivitas panen 2-3 kali rata-rata industri, dapat memberikan solusi kepada tantangan tersebut dengan mengimplementasikan sistem pengelolaan tambak modern dan solusi rantai pasokan untuk meningkatkan produktivitas," kata Kenneth.
CEO DELOS, Guntur Mallarangeng mengatakan sambutan positif telah terasa sejak November 2021 lalu, di mana DELOS on track untuk menjalankan pendampingan 100 hektare tambak udang intensif dan super-intensif dalam waktu dekat.
"Saat ini, banyak permintaan dari berbagai wilayah agar kami membantu mereka. Lebih dari 600 hektar tambak yang masih menunggu sentuhan DELOS. Kami memang ingin mendorong Indonesia untuk sadar bahwa lautan kita yang luas memiliki potensi besar untuk menjadi sumber penggerak ekonomi nasional yang besar dan berkelanjutan,” tambah dia.
Diketahui, DELOS adalah perusahaan rintisan (startup) yang didirikan pada 202 oleh Guntur Mallarangeng, Bobby Indra Gunawan, dan Alexander Farthing, dan Aristya Noerhadi. Keempat pendiri DELOS ini memiliki keahlian multidisiplin yang mencakup akuakultur, ilmu kelautan dan mikrobiologi, serta teknologi dan pengalaman kewirausahaan yang bekerja bersama untuk mempercepat pertumbuhan industri akuakultur Indonesia.
Dalam perjalanannya, DELOS memperkenalkan misi “Revolusi Biru” yakni sebuah rencana untuk mengembangkan dan memodernisasikan teknologi akuakultur Indonesia untuk bersaing dengan pemain-pemain industri akuakultur di dunia.