BI Prediksi Suku Bunga AS Naik 7 Kali, Ini Dampak ke Negara Berkembang

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • Youtube Bank Indonesia

VIVA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memprediksi Bank Sentral AS akan menaikan suku bunga the fed sebanyak tujuh kali. Di mana saat ini Bank Sentral AS sudah menaikkan suku bunga kebijakannya.

IHSG Diprediksi Datar, Intip 5 Rekomendasi Saham dari Analis

Perry menjelaskan, sebelumnya BI memperkirakan kenaikan sebanyak lima kali. Tetapi dengan adanya inflasi yang tinggi kemungkinan suku bunga the fed, kembali akan dinaikkan lebih besar dari sebelumnya.

“Semula kami perkirakan lima kali tahun ini, tapi inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat di AS. Kemungkinan akan mendorong Bank Sentral AS menaikkan suku bunga the fed tujuh kali termasuk yang sudah sekali Maret ini,” ujar Perry melalui telekonferensi, Senin 21 Maret 2022.

Bursa Asia Dibuka Bervariasi, Suku Bunga Korea Selatan dan Inflasi AS Jadi Sorotan

Baca juga: Harga Keekonomian Rp14.526 Per Liter, Pertamax Bakal Ada Penyesuaian?

Adapun dengan adanya kenaikan suku bunga the fed tersebut, akan berdampak kepada kenaikan suku bunga global, dan persepsi risiko global. Dengan kenaikan itu juga akan mempersulit negara-negara berkembang untuk pulih akibat dari hantaman pandemi COVID-19.

Meski Harga Rumah Melambat, KPR Tetap Jadi Andalan Mayoritas Konsumen

“Karena harus mengatasi dampak dari hambatan global, ketidakpastian dan kenaikan suku bunga global itu terhadap arus global ke negara-negara berkembang,” jelasnya.

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Perry melanjutkan, selain itu kenaikan suku bunga akan membatasi kemampuan negara berkembang dalam merumuskan kebijakannya. Di mana hal itu akan digunakan negara berkembang untuk mendorong ekonomi dalam negerinya.

“Karena itu normalisasi kebijakan ini menjadi isu yang kita angkat dan kita sampaikan. Bagaimana normalisasi kebijakan di negara maju perlu dikalibrasi secara baik, perlu direncanakan, dikomunikasikan secara baik. Agar dampak kepada global dan negara berkembang itu bisa dimitigasi secara baik,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya