Harga Keekonomian Rp14.526 Per Liter, Pertamax Bakal Ada Penyesuaian?

Ilustrasi Nozzle BBM.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Harga minyak mentah dunia terus di atas US$110 per barel dan harga minyak mentah Indonesia atau ICP hingga 17 Maret 2022 sebesar US$114,77 per barel. Harga itu bisa berdampak pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air. 

Namun, Pemerintah menetapkan menjaga harga BBM Pertalite sebesar Rp7.650 per liter, dan untuk bahan BBM non-subsidi seperti dengan kadar oktan (RON) 92 diserahkan kepada badan usaha, meski harga keekonomiannya sudah lebih dari Rp14.000 per liter.  

Atas situasi tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan dukungan kepada Pertamina untuk menyesuaikan harga BBM jenis Pertamax seiring kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal ini sejalan dengan batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp14.525 per liter. 

Baca juga: Minyak Goreng Naik, Ekonom: Waspadai Meroketnya Inflasi Maret

“Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum,” ujar Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM dalam siaran pers, Minggu 20 Maret 2022.

Agung mengatakan, batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter. Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum. Harga Jual BBM RON 92 di SPBU saat ini bervariasi tergantung para Badan Usaha.

"Saat ini semua SPBU menjual RON 92 di bawah harga batas atas tersebut, di berbagai SPBU tercatat kisaran Rp.11.000-14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON92 atau Pertamax cukup rendah sebesar Rp. 9.000 per liter,” ujarnya.

Sedangkan, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan harga BBM nonsubsidi tersebut sudah seharusnya mengikuti harga pasar. 

Bahlil Ungkap 3 Opsi Subsidi BBM agar Tepat Sasaran

Menurut dia, pengguna BBM nonsubsidi adalah kalangan mampu sehingga naiknya harga tidak terlalu masalah karena daya beli kuat. Apalagi setelah pandemi COVID-19 daya beli antara kelompok masyarakat atas dan bawah makin melebar. 

“Kenaikan harga BBM nonsubsidi juga tidak akan mengganggu indikator ekonomi makro,” ujar Faisal, dalam keterangannya, Senin 21 Maret 2022.

Ajak UMKM Go Green, Pertamina Jadikan Kurikulum di UMK Academy 2024

Pertamax kemasan

Photo :
  • Eri Naldi/ VIVAnews

Menurut Faisal, bila dilihat dari proporsi penggunaannya, BBM nonsubsidi  tidak besar. Paling banyak penggunaannya dan subsidi terutama Pertalite, kendati BBM dengan kadar oktan 90 ini tidak termasuk dalam BBM Penugasan.

Blusukan ke Muara Angke, Ridwan Kamil Dicurhati Nelayan soal Mahalnya BBM

“Inflasi BBM itu dipengaruhi terutama dari konsumsi Pertalite yang penggunaan lebih banyak dan mempengaruhi juga ke harga lain terutama sembako. Kalau Pertamax beda. Distribusi barang kan tidak pakai BBM Pertamax,” ujarnya.

Untuk itu, Faisal setuju jika BBM RON 92 ke atas tidak perlu disubsidi agar mengurangi beban pemerintah. Apalagi pada 2022, Pertamina sudah menaikkan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax Turbo, Pertadex, dan Dexlite. 

Mengutip Globalpetrolprices 14 Maret 2022, harga BBM nonsubsidi di Indonesia paling murah di Asia Tenggara. Sedangkan, harga BBM nonsubsidi dengan kadar oktan tinggi di Singapura sebesar Rp30.800 per liter.

Kemudian, untuk Thailand Rp20.300 per liter, Laos Rp23.300 per liter, Filipina Rp18.900 per liter, Vietnam Rp19.000 per liter, Kamboja Rp16.600 per liter, dan Myanmar Rp16.600 per liter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya