Khofifah Berharap Penerbangan Umrah dari Juanda Terus Meningkat
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan berupaya menambah rute penerbangan Surabaya-Madinah dan Surabaya-Jeddah untuk jemaah umrah yang terbang dari Bandara Internasional Juanda Surabaya. Hal ini karena jemaah yang terbang dari Juanda juga berasal dari provinsi lain.
Khofifah menyampaikan demikian saat melepas pemberangkatan jemaah umrah sebanyak 220 orang dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia di Bandara Juanda, Selasa, 15 Maret 2022. Turut hadir pada pelepasan itu, di antaranya, Pangdam V/Brawijaya Nurchahyanto, Kapolda Jatim Irjen. Pol. Nico Afinta, GM Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda Laksma TNI Sisyani Jaffar
Penerbangan jemaah umrah dengan Garuda Indonesia rute Surabaya-Madinah itu adalah yang kedua kalinya sejak penerbangan jemaah umrah dibuka di Juanda. Sehari sebelumnya, Senin, 14 Maret 2022, penerbangan jemaah umrah berjumlah 392 orang juga dilakukan dengan menggunakan pesawat Lion Air. Jemaah umrah perdana itu dilepas oleh Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak.
Khofifah mengatakan jemaah umrah yang berangkat dari Bandara Juanda tidak hanya berasal dari Jatim. Namun, juga dari Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kalimantan Selatan.
Menurutnya, hal itu menjadikan Bandara Juanda strategis untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), termasuk jemaah umrah.
Untuk itu, ia berharap seluruh proses manajemen dari keberangkatan umrah ini akan diikuti dengan kedisiplinan protokol kesehatan. Baik dari jemaah atau pun pihak penyelenggara ibadah umrah, baik travel maupun dari Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri).
"Jadi, semuanya harus bersinergi untuk bisa memberangkatkan, menyelenggarakan, dan sampai kepulangan semua dalam keadaan sehat, selamat dan lancar. Apalagi ini keberangkatan umrah setelah kurang lebih dua tahun tertunda karena pandemi Covid-19,” kata Khofifah.
Menurutnya, pembukaan kembali Bandara Juanda untuk PPLN dan ibadah umrah menjadi bagian penting yang berseiring dengan proses yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
"Kita bisa membayangkan ada yang dari Medan, Kalsel dan Jogja mereka pasti butuh penginapan atau hotel. Tentunya ini jadi sinergitas dari seluruh institusi yang bisa memberikan nilai tambah yang strategis bagi kita semua salah satunya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang ada di Jatim," jelasnya.
Khofifah berharap ke depan proses pemberangkatan umrah dari Bandara Juanda ini akan bisa berjalan secara reguler dan intensitas penerbangannya bisa ditingkatkan, apalagi menjelang Bulan Suci Ramadan.
"Semoga ke depan pemberangkatan umrah ini bisa berjalan reguler dan intensitas keberangkatan dari Bandara Juanda ini bisa meningkat, baik menjelang maupun saat Bulan Ramadan minat umrah tinggi sekali. Apalagi dua tahun ini tertunda karena pandemi COVID-19,” katanya.
Sementara itu, Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmad Hanafi mengatakan pengoperasian kembali penerbangan umrah di era kenormalan baru ini tentunya jadi jawaban atas kerinduan masyarakat Muslim di seluruh penjuru Nusantara. Sebab, masyarakat muslim lama menantikan kesempatan untuk beribadah di Tanah Suci.
"Meskipun proses ketentuan karantina saat ini sudah tidak diberlakukan, namun pada pelaksanaan operasional penerbangan, sesuai dengan core value kami," kata Rahmad.
Dia bilang Garuda Indonesia fokus mengadaptasikan layanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan para penumpang. "Khususnya pada empat aspek utama yaitu keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan,” tuturnya.