Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus US$3,83 Miliar

Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada bulan Februari 2022 yang tercatat mengalami surplus.

PKB: Kenaikan PPN Bukan Harga Mati untuk Penguatan APBN

Margo menguraikan, nilai ekspor Februari 2021 tercatat sebesar US$20,46 miliar dan impor mencapai US$16,64 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia di bulan Februari 2022 tercatat surplus sebesar US$3,83 miliar.

"Jadi di bulan Februari 2022 kita mengalami surplus sebesar US$3,83 miliar," kata Margo dalam telekonferensi, Selasa 15 Maret 2022.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Ilustrasi kegiatan ekspor impor.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

"Ini terjadi 22 bulan terakhir secara beruntun, dimana Indonesia terus mengalami surplus perdagangan. Semoga tren surplus ini terus terjaga sehingga pemulihan ekonomi bisa berlangsung lebih cepat," ujarnya.

Kanwil Bea Cukai Jakarta Berikan Izin Pusat Logistik Berikat untuk Epson

Margo menjelaskan, apabila dilihat dari komoditi non-migas, yang menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar itu adalah dari sektor bahan bakar mineral. "Kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati, serta besi dan baja," imbuhnya.

Sedangkan, lanjut Margo, jika dilihat dari urutan negara penyumbang surplus perdagangan terbesar bagi Indonesia adalah Amerika Serikat, India, dan filipina.

Dengan Amerika Serikat, Margo menjelaskan bahwa Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$1.867,5 juta. Sementara dengan India, Indonesia juga mengalami surplus sebesar US$850,8 juta, dan dengan Filipina juga mengalami surplus sebesar US$725,9 juta.

Dia pun merinci bahwa surplus perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat, jika dilihat dari komoditasnya, adalah berupa pakaian dan aksesoris berupa rajutan serta alas kaki.

"Sedangkan surplus perdagangan dengan India, kalau dilihat komoditasnya itu adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati. Kemudian surplus perdagangan dengan Filipina, kalau dilihat komoditasnya, adalah bahan bakar mineral, kendaraan dan bagian-bagiannya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya