Kritik Kebijakan Mendag Lutfi, Rizal Ramli: Asal Jeplak

Rizal Ramli.
Sumber :
  • Yandi D/VIVA.

VIVA – Mantan Menko Kemaritiman 2015-2016, Rizal Ramli menyebut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, sebagai menteri asal jeplak. Lantaran banyak pernyataannya yang dianggap sebagai lelucon tidak lucu. 

Prabowo's China Visit Yields $10 Billion in Multi-Sector Agreements

Menurut Rizal, pernyataan pertama mengenai mahal dan langkanya kedelai di Indonesia, karena ada 5 miliar babi di China mengkonsumsi kedelai. 

"Memang lelucon yang tidak lucu, menteri perdagangan ini saya pernah sebut sebagai menteri asal jeplak. Misalkan dia katakan kita kesulitan kedelai, karena ada babi 5 miliar di China makan kedelai, padahal babi di China 402 juta. Kedua, babi itu makan ampas kedelai," kata Rizal Ramli, di Pondok Pesantren (Ponpes) Bani Abdul Hanan, Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu, 12 Maret 2022.

Teken MoU di Beijing, BNBR dan Envision Sepakati Rencana Bangun PLTS Terapung dan PLTB

Mendag Lutfi blusukan meninjau ketersediaan dan harga minyak goreng di pasar Kebayoran Lama.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Kemudian pernyataan lainnya, yang menyebut kelangkaan minyak goreng karena banyak ditimbun oleh masyarakat. Pria yang juga pernah menjabat sebagai Menko Ekuin di zaman Gus Dur itu menerangkan, pernyataan Muhammad Lutfi menyakiti masyarakat Indonesia.

Bursa Asia Anjlok Usai Rilis Data Inflasi China

Operasi pasar minyak goreng juga dianggapnya hanya sebagai pencitraan pejabat pemerintah. Sedangkan masalah sebenarnya tidak bisa terselesaikan, yakni tersedianya minyak goreng dipasaran dengan harga murah.

"Rakyat kita mayoritas pendapatannya itu kan harian, enggak mungkin dia bisa nimbun banyak banget," terangnya.

Rizal Ramli menyebut dia pernah mengalami permasalahan yang sama saat duduk di Pemerintahan, naiknya harga minyak goreng mencapai 100 persen.

Saat itu, dia mengumpulkan pemilik kebun sawit dan produsen minyak goreng. Dia meminta para pengusaha bisa segera menurunkan harga dan menyediakan minyak goreng di pasaran.

Karena Indonesia merupakan produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. Sehingga tidak lazim jika kesulitan dan minyak goreng harganya mahal.

"Pengusaha dalam negeri ingin keuntungan besar. Dia ambil jatah dalam negeri, dia ekspor. Saya sederhana aja waktu itu, kalau tidak turun dalam waktu satu bulan minyak goreng, periksa semua pajaknya, tiga minggu turun tuh," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya