Pandemi Tinggalkan Luka Jangka Panjang di Industri Pariwisata
- Zoom meeting
VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menuturkan aktivitas perekonomian yang mulai pulih pascapandemi masih menyisakan bekas luka jangka menengah panjang. Di mana salah satunya industri pariwisata, menjadi industri yang paling terluka akibat hal itu.
Adapun tercatat, guncangan koreksi pertumbuhan sektor pariwisata global sebesar 11 persen. Lebih dalam dibanding sektor lainnya yang hanya sebesar 6,4 persen.
“Dalam hal ini, pariwisata perlu menjadi prioritas penanganan. Mengingat sektor tersebut merupakan pilar ekonomi global yang melibatkan pemuda, wanita serta sektor informal,” ujar Perry dikutip dari keterangan, Kamis, 10 Maret 2022.
Perry melanjutkan, akibat dari scarring effect juga berdampak pada fiskal dan risiko kredit. Di mana pada penangannya terdapat sejumlah inovasi seperti promosi pariwisata domestik, eco-tourism, inovasi teknologi, serta mengaitkan pariwisata dengan sektor lainnya seperti agrikultur dan pengembangan produk ekspor.
Untuk penanganan prioritas akibat dari scarring effects yaitu dengan relokasi tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran dan mendukung keahlian baru, relokasi modal dan dukungan investasi. Serta peningkatan inklusi dan literasi digital melalui pemanfaatan teknologi, serta penanganan dan pencegahan pandemi yang menjadi hal krusial.
Perry mengimbau agar korporasi perlu menyusun ulang strategi bisnis, struktur keuangan, manajemen dan ketahanan melalui digitalisasi untuk terus melangkah. Di mana perbankan juga perlu menilik kembali penyaluran kredit ke sektor prioritas dan kredit modal kerja bagi ekspansi bisnis.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menangani disrupsi perekonomian akibat pandemi dengan scarring effect. Sebagai dampak jangka menengah panjang yang mendera berbagai negara dalam aspek tenaga kerja, SDM, dan produktivitas serta bagaimana membangkitkan kembali sektor pariwisata.