Paling Banyak Dikonsumsi, DEN Wanti-wanti Pasokan Pertalite Dijaga
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Dewan Energi Nasional (DEN) mengingatkan Pertamina agar pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tetap tersedia. Terlebih kondisi tersebut terjadi di tengah gejolak kenaikan harga minyak dunia.
Hal itu penting dilakukan saat ini sebab BBM dengan kadar oktan (RON) 90 yang dijual Pertamina ini paling murah dibandingkan produk serupa dari pesaing, selain penggunaannya paling banyak dibandingkan jenis BBM lainnya.
Anggota DEN, Satya Wira Yudha, mengatakan dalam upaya mengamankan pasokan Pertalite diperlukan penegakan hukum dari aparat keamanan agar tidak terjadi kelangkaan.
Baca juga: 3 Harga BBM Non Subsidi Pertamina Naik, Pertamax dan Pertalite Tetap
Menurut dia, langkah ini juga penting untuk mencegah adanya potensi tindakan dari pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak seperti mengoplos atau penimbunan BBM.
“Pengaturan penggunaan Pertalite itu jadi kepentingan bersama. Penegakan hukum oleh aparat ini bisa langsung melakukan tindakan, peranan penegak hukum sangat besar. Jangan sampai ada upaya penimbunan,” ujar Satya saat diskusi secara virtual dengan editor media, dikutip Kamis 9 Maret 2022.
Satya menuturkan, penegakan hukum (law enforcement) akan menjadi kunci supaya tidak terjadi penyelewengan di lapangan.
Satya tidak menampik apabila ada komoditas yang sama tetapi memiliki dua harga yang berbeda, pasti ada saja yang ingin memanfaatkan perbedaan harga tersebut untuk keuntungan sendiri.
“Itu yang harus mendapatkan sorotan dari penegak hukum agar tidak ada orang berebut, dan chaos,” katanya.
Potensi penyalahgunaan Pertalite cukup tinggi apalagi harganya paling murah dibandingkan pesaing. Di sisi lain, harga Pertalite juga tak pernah naik sejak tiga tahun lalu.
Pada 5 Januari 2019, Pertamina bahkan menurunkan harga Pertalite dari Rp7.800 menjadi Rp7.650 per liter untuk wilayah Jadebotabek.
Menurut Satya, sejauh ini belum terlihat dan mendengar kelangkaan yang menimbulkan masalah sosial tinggi. Dengan demikian, yang diperlukan adalah Pertalite benar-benar digunakan oleh mereka yang membutuhkan.
Perlu diketahui, sepanjang 2021, konsumsi Pertalite mencapai 23 juta Kilo Liter (KL), naik 30 persen dibandingkan 2020 yang tercatat 18 juta KL. Peningkatan penggunaan Pertalite itu buntut dari masyarakat yang cenderung lebih memilih bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Upstream Pertamina, Irto P Gintings mengatakan untuk mengatasi penimbunan BBM Pertamina selalu berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.
“Kami ada 7.000 SPBU di seluruh Tanah Air. Insya Allah pasokan Pertalite aman. Pertalite disalurkan ke seluruh lokasi regional yang dikelola Pertamina Patra Niaga,” ujarnya.
Perlu diketahui, Pertalite dipasarkan pertama kali pada 24 Juli 2015 dengan uji coba di tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Setelah itu, perkembangannya kian masif dan dalam tempo cepat menyebar ke seluruh pelosok Tanah Air. Selain harga murah dan irit, Pertalite juga ramah lingkungan.