UE Setop Pasokan, Rusia: Harga Minyak Bakal di Atas US$300 Per Barel
- Istimewa
VIVA – Menteri Senior Rusia ingatkan negara-negara barat bahwa harga minyak dunia akan dapat mencapai di atas US$300 per barel jika Uni Eropa mengancam untuk memotong pasokan energinya dari Rusia.
Dikutip dari Economic Times, pada Selasa 8 Maret 2022, menteri senior Rusia tersebut juga mengancam akan segera menutup pipa gas utama Rusia-Jerman jika ancaman tersebut dilakukan.
Seperti diketahui, sejak memanasnya Rusia-Ukraina harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008. Hal itu usai Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS dan sekutu Eropa mempertimbangkan untuk melarang impor minyak Rusia.
Baca juga:Â Harga Emas Hari Ini 8 Maret 2022: Global Loyo, Antam Rekor Lagi
"Sangat jelas bahwa penolakan terhadap minyak Rusia akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi pasar global," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dalam sebuah pernyataan di televisi pemerintah.
Novak menilai atas putusan AS dan sekutu Eropa tersebut lonjakan harga dipastikan tidak dapat diprediksi. Harga minyak itu akan menjadi US$300 per barel atau bahkan lebih.
Novak pun mengingatkan pada Eropa akan membutuhkan lebih dari satu tahun untuk mengganti volume minyak yang diterimanya dari Rusia dan harus membayar kebutuhannya dengan harga yang jauh lebih tinggi.
"Politisi Eropa perlu secara jujur ??memperingatkan warga dan konsumen mereka tentang apa yang diharapkan," kata Novak.
"Jika Anda ingin menolak pasokan energi dari Rusia, silakan. Kami siap untuk itu. Kami tahu ke mana kami bisa mengarahkan volume," tegasnya.
Novak mengatakan, Rusia memasok 40 persen gas Eropa dan telah memenuhi kewajibannya secara penuh, tetapi Uni Eropa justru membalas dengan Jerman membekukan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2.
"Sehubungan dengan pengenaan larangan Nord Stream 2, kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang cocok dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," kata Novak.
"Sejauh ini kami tidak mengambil keputusan seperti itu, tetapi politisi Eropa dengan pernyataan dan tuduhan mereka terhadap Rusia mendorong kami ke arah itu," tegasnya.