Dilema Pemerintah Akibat Kenaikan Harga Minyak Global

Pengeboran Minyak Lepas Pantai Pertamina.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – Harga minyak mentah dunia semakin melonjak, di mana menurut West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi patokan harga minyak Amerika Serikat (AS) telah mencapai US$124,17 per barel. Bahkan pada satu titik, harga minyak itu sempat naik menjadi US$130,50 per barel pada Minggu malam, atau menyentuh level tertinggi sejak Juli 2008.

Mobil-mobil yang Viral Rusak di Cibinong Ternyata Bukan karena Pertamax?

Karenanya, sejumlah pihak berharap agar pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, meskipun harga minyak dunia sedang melonjak akibat konflik Rusia dan Ukraina.

Pengamat Ekonomi dari Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menjelaskan, sebagai negara net importer, Indonesia sangat dirugikan dengan kenaikkan harga minyak dunia tersebut.

Viral Pertamax Dituding Bikin Mesin Mobil Rusak, Pertamina Beberkan Hasil Uji Lab Lemigas

"Kenaikan harga minyak di atas US$100 per barel tentunya sangat memberatkan APBN. Semakin tinggi kenaikan harga minyak, beban APBN makin berat," kata Fahmy saat dihubungi VIVA, Senin 7 Maret 2022.

Dia menjelaskan, beban APBN itu untuk memberikan kompensasi pada saat Pertamina menjual BBM di bawah harga keekonomian. Kalau tidak ada kenaikkan harga BBM di dalam negeri, beban APBN semakin berat. 

Bursa Asia Anjlok Tertekan Kenaikan Inflasi Jepang

"Hanya memang dilematis bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Lantaran kenaikan harga BBM berpontensi menaikkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat," ujarnya.

Ilustrasi pengeboran minyak (picture-alliance/imageBROKER/D. Radicevic)

Photo :
  • dw

Oleh karena itu, pada saat harga minyak dunia di atas US$100 per barel, pemerintah perlu menaikkan harga BBM secara selektif, yakni menaikkan harga BBM jenis Pertamax ke atas dan menghapus Premium. Namun, pemerintah diharapkan tidak menaikkan harga Pertalite.

Akhirnya, Pertamina pun menaikkan harga BBM non-subsidi, yang terdiri dari Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite. Kenaikan harga BBM secara selektif merupakan keputusan yang tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN, tanpa memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat

"Kenaikan harga Pertamax ke atas tidak akan berpengaruh terhadap inflasi dan tidak menurunkan daya beli masyarakat," kata Fahmy.

"Alasannya, proporsi konsumen kecil dan Pertamax tidak digunakan transportasi (secara massal) sehingga tidak secara langsung menaikkan biaya distribusi yang memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, yang dapat memicu inflasi dan memperpuruk daya beli rakyat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya