Sapi di Riau Terjangkit LSD, Ini Langkah Kementan

Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi di Provinsi Riau.
Sumber :
  • Dok. Kementan

VIVA – Kementerian Pertanian siap mengerahkan sumber dayanya untuk menangani temuan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), pada sapi di Provinsi Riau. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah.

Cerita Nadila Ernesta Berjuang Sembuh dari Psoriasis

Sebelumnya, penyakit serupa juga telah ditemukan di beberapa negara Asia, termasuk Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Vietnam. Myanmar, Laos, dan Kamboja.

"Untuk penanganan LSD di Riau, kita akan kerahkan dokter hewan dan paramedik staf Kementan di Riau untuk membantu melakukan vaksinasi. Upaya-upaya kewaspadaan tersebut telah dilakukan sejak penyakit ini masuk ke Asia Tenggara sejak tahun 2019," ujar Nasrullah, dari keterangannya Senin 7 Maret 2022.

Demi Petani Tebu Rasakan Manisnya Masa Depan, Kementan Melalui Program "MANIS" Kejar Swasembada Gula Nasional

Ilustrasi ternak sapi.

Photo :

Nasrullah meminta kepada semua peternak dan dinas yang menangani peternakan dan kesehatan hewan untuk melakukan pencegahan penyebarluasan penyakit LSD. Baik peternak yang berada di Kabupaten maupun Provinsi. Dengan melakukan pembatasan lalu lintas ternak.

Mentan Bersama Kapolri dan Panglima TNI Launching Program Swasembada Pangan

Sementara, hal senada juga disampaikan oleh Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin di mana Kementan telah mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan penyakit LSD kepada para pemangku kepentingan di seluruh Indonesia sebanyak 4 kali sejak itu.

"Sistem kita telah berhasil mendeteksi dengan cepat, hal ini didukung dengan sistem pelaporan real-time iSIKHNAS dan kemampuan laboratorium kesehatan hewan yang baik, sehingga penyakit dapat dikonfirmasi dengan segera,” jelasnya.

Nuryani melanjutkan, sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, timnya akan bergerak cepat untuk segera melakukan berbagai langkah pengamanan dalam mencegah penyebaran penyakit LSD lebih lanjut.

"Strategi utama adalah vaksinasi, namun ini harus didukung dengan deteksi dini dan penelusuran kasus, pengendalian lalu lintas, pengendalian vektor, serta komunikasi, informasi dan edukasi," imbuhnya.

Penanganan LSD disebut akan menantang, dikarenakan selain dapat disebarkan melalui lintas sapi tertular dan produknya yang mengandung virus. LSD dapat juga ditularkan melalui perantara mekanik seperti gigitan serangga.

Nuryani menegaskan, bahwa LSD tidak akan menular dan berbahaya kepada manusia. Dengan itu diimbau masyarakat agar tidak panik dan terus mendukung berbagai upaya penanganan yang akan dilakukan oleh pemerintah.

"Kita telah siapkan sumber daya yang cukup untuk penanganan LSD ini,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya