BTN Targetkan Kredit pada 2022 Tumbuh hingga 11 Persen

Gedung Bank Tabungan Negara (BTN)
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), menetapkan beberapa target kinerja keuangan. Di mana hal tersebut ditargetkan untuk naik, yaitu Kredit dan Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, laba bersih, serta untuk NPL gross diharapkan dapat membaik.

Anindya Bakrie: Kadin Upayakan Pendanaan Transisi Energi dan Perumahan dari Inggris

Adapun pada Kredit dan Pembiayaan ditargetkan tumbuh 9-11 persen, Dana Pihak Ketiga tumbuh 9-11 persen, laba bersih tumbuh 10-13 persen, dan NPL gross membaik di kisaran 3,4-3,5 persen.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, perseroan akan mengoptimalkan program perumahan nasional, melalui kontribusi pada program KPR FLPP, KPR BP2BT dan KPR TAPERA.  

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

Baca juga: AKBP M yang Jadikan Siswi SMP Budak Seks Dicokok

“Dengan potensi realisasi unit sebanyak 169,3 ribu unit. Kemudian memperluas partnership untuk penyaluran kredit pada segmen fixed income dengan melanjutkan program KPR TWP AD dan ekspansi BTN Solusi di segmen institusi, Lembaga Pemerintah, Kementerian dan Korporasi BUMN lainnya,” katanya di Jakarta, Rabu 2 Februari 2022.

Hunian Bernuansa Villa, Pilihan Tepat bagi yang Ingin Nyaman di Tengah Kota

Selain itu, Bank BTN juga akan meningkatkan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di segmen milenial melalui kerja sama pembangunan Transit Oriented Development (TOD) dengan BUMN Karya dan Top Developer serta program KPR untuk milenial.

“Seperti KPR Gaess for Millennials dengan fitur Graduate Payment Mortgage (GPM) dan KPR Hits. Selain itu, Bank BTN juga akan mengembangkan kredit komersial dan korporasi yang memiliki value chain di sektor perumahan,” jelasnya.

HUT KPR BTN ke-44.

Photo :
  • Dokumentasi BTN.

Adapun untuk menjaga momentum pertumbuhan laba bersih, akan dilakukan penjagaan yield kredit di kisaran 7 persen hingga 8 persen. Hal itu dilakukan dengan meningkatkan kontribusi kredit bermarjin tinggi, terutama kredit payroll dan SME.

Selain itu, laba bersih perseroan juga akan didorong untuk meningkatkan kontribusi Fee Based Income (FBI). Dengan mengembangkan sumber-sumber FBI baru seperti pengembangan fee treasury di segmen ritel, penjualan produk wealth dan peningkatan transaksi digital banking baik user mobile banking, internet banking dan cash management.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya