Intip Kekuatan SWIFT, Senjata Ekonomi UE-AS dan Sekutunya Hantam Rusia

Perang hibrida ala Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sumber :
  • National Review

VIVA – Uni Eropa, Amerika Serikat dan para sekutunya telah sepakat untuk mengecualikan Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT. Hal tersebut sebagai salah satu sanksi ekonomi atas invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina saat ini.

Siaga Perang Ukraina, Tentara Korut Nyamar Jadi Warga Rusia

Dilansir dari BBC, Selasa, 1 Maret 2022, SWIFT adalah jaringan keuangan global yang memungkinkan transfer uang dengan lancar dan cepat lintas batas. Sistem itu ialah singkatan dari Society for Wortdwide Interbank Financial Telecommunication.

Sistem ini pun pertama di buat  pada 1073 dan berbasis di Belgia saat ini. SWIFT menghubungkan 11 ribu bank dan institusi keuangan di lebih dari 200 negara di dunia.

Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali

Bukan seperti layanan transfer keuangan konvensional. SWIFT adalah sistem pesan instan yang menginformasikan penggunanya ketika pembayaran telah dikirim dan tiba.

Saat ini sistem itu mengirim 40 juta pesan per harinya, dengan nilai transaksi hingga triliunan dolar yang berpindah tangan antara perusahaan dan Pemerintahan. Transaksi keuangan Rusia sendiri diketahui tercatat sebesar 1 persen menggunakan sistem tersebut. 

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

Sejauh mana Rusia akan terdampak dengan serangan ekonomi Uni Eropa dan AS tersebut? Hingga saat ini belum jelas bank mana saja di Rusia yang akan dihapus dari sistem SWIFT. Fakta itu akan lebih jelas beberapa hari mendatang.

Meski demikian, UE, AS dan Inggris serta sekutunya menegaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk memastikan bank-bank di Rusia transaksi keuangan internasional-nya terputus. Dengan tujuan perusahaan Rusia kehilangan akses melakukan transaksi norma dan cepat yang biasanya dilayani SWIFT.

Dalam konteks Rusia, perusahaan di bidang energi dan produk pertanian lah yang akan merasakan dampak besar dari hal ini. Karena memiliki volume dan nilai transaksi global yang tinggi.

Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Photo :
  • ANTARA/Russian Pool/via Reuters/pri

Rusia diketahui adalah penyedia utama minyak dan gas alam Uni Eropa. Dengan harga energi yang sudah melonjak, kebijakan ini pun akan memberikan gangguan lebih lanjut yang sebenarnya ingin dihindari oleh banyak pemerintah di masa pandemi COVID-19 saat ini.

Apalagi, perusahaan yang berhutang atau memberi utang ke Rusia harus mencari cara alternatif untuk mendapatkan bayaran. Risiko kekacauan perbankan internasional terlalu besar.

Alexei Kudrin, mantan menteri keuangan Rusia, mengungkapkan, pemutusan hubungan kerja dari SWIFT dapat menyusutkan ekonomi Rusia sebesar 5 persen. 

Namun, ada keraguan tentang dampak jangka panjang pada ekonomi Rusia. Sebab Bank Rusia mungkin mengarahkan pembayaran melalui negara-negara yang belum memberlakukan sanksi, seperti China, yang memiliki sistem pembayarannya sendiri.

Rusia sendiri pernah diancam dengan pengusiran SWIFT sebelumnya pada tahun 2014, ketika mencaplok Krimea. Rusia pun mengatakan langkah itu sama saja dengan deklarasi perang. Sekutu Barat jiper dan batal melakukan hal itu. 

Tetapi, ancaman itu mendorong Rusia untuk mengembangkan sistem transfer lintas batasnya sendiri yang sangat baru. Pemerintah Rusia menciptakan Sistem Kartu Pembayaran Nasional, yang dikenal sebagai Mir, untuk memproses pembayaran kartu. Namun baru beberapa negara asing saat ini menggunakannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya