Kementan Ungkap Keuntungan Petani Tanam Kedelai

Ilustrasi kacang kedelai
Sumber :
  • Pixabay/Zhekalee

VIVA – Kementerian Pertanian pada 2022 melakukan upaya penjaminan ketersediaan kedelai. Di mana utamanya untuk mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga melalui fasilitasi pengembangan 52 ribu hektar kedelai yang tersebar di 16 daerah, salah satunya di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Pemerintah Jamin Program Makan Bergizi Gratis Serap Susu Sapi Peternak Lokal

Adapun saat ini kedelai menjadi komoditas pangan penghasil protein nabati. Yang setiap tahun kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan bahan baku industri olahan seperti tahu, tempe, kecap, dan susu.

Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto mengatakan, pihaknya menganggap kedelai sebagai kearifan lokal. Karena hasil seleksi terus menerus sehingga menjadikan Grobogan sebagai salah satu sentra kedelai nasional.

Bidik Potensi Bisnis Industri Kendaraan Listrik di 2025, Begini Strategi Dharma Polimetal

"Dari hasil seleksi terus menerus itu menghasilkan varietas Grobogan. Jadi, varietas Grobogan itu bukan dari hasil pemuliaan tapi dari seleksi pemurnian varietas. Dan ini berlangsung lama sehingga menghasilkan varietas unggul nasional," ujar Sunanto dari keterangannya pada, Jumat 25 Februari 2022.

Ia melanjutkan, kedelai varietas Grobogan memiliki beberapa keunggulan, yaitu bukan termasuk  kedelai  GMO, non transgenik. Dengan potensi produksi yang juga tinggi mencapai 3,2 ton per hektare.

Cara BRI agar Tak Salah Hapus Utang UMKM Petani hingga Nelayan yang Ditetapkan Pemerintah

"Keunggulan lainnya, kadar protein kedelai Grobogan tinggi, mencapai 43 persen. Selain itu, umur penanaman pendek, hanya 85 hari. Dan saat panen, daunnya sudah rontok sehingga memudahkan pemanenan sehingga polong kering," ungkapnya.

Kedelai.

Photo :
  • U-Report

Selain itu, menanam kedelai juga memiliki keuntungan, yaitu kedelai tidak lebih rendah dibandingkan menanam padi atau jagung. Hasil analisis usaha yang dilakukan Dinas Pertanian Grobogan menunjukkan bahwa jika dihitung harian, pendapatan petani kedelai adalah Rp152 ribu per hari dengan input usaha tani per hektar hanya Rp5 juta.

Sedangkan, untuk padi per hari kurang lebih Rp143.500 dan jagung Rp127 ribu per hari dengan input usaha tani masing-masing dirata-ratakan sebesar Rp15 juta per hektare.

"Kita ketahui, jagung itu butuh 110 hari, kalau padi sekitar 115 hari dan kedelai hanya 85 hari.  Sehingga kalau misalnya pendapatan dibagi waktu tanam, maka sebenarnya kedelai paling menguntungkan," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya