Negara Ini Bakal Cuan dan Selamatkan Rusia dari Sanksi Ekonomi

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi JInping.
Sumber :
  • Business Insider

VIVA – Usai Rusia melancarkan agresinya ke Ukraina, sejumlah negara barat ditambah Jepang dan Australia memberikan sanksi ekonomi. Negara beruang merah itu dikucilkan dari penerbitan surat utang hingga menyetop proyek pipa gas. 

Namun, situasi tersebut diperkirakan tak akan mengganggu banyak dan besar bagi ekonomi Rusia yang cukup kuat saat ini. Sehingga, di perkirakan bakal bertahan enam hingga 1 tahun bila ekskalasi ini berkepanjangan.

Pengamat Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana mengungkapkan sanksi ekonomi dipastikan tak akan berdampak besar bagi rakyat Rusia. Terlebih, Rusia dipastikan telah menyiapkan segala kebutuhan rakyatnya jauh hari.

Baca juga: Presiden Putin Tekankan Invasi Rusia Tanggung Jawab Rezim Ukraina

Selain itu, masih bertahannya Rusia dari sanksi ekonomi karena beberapa negara seperti China belum diketahui posisi politiknya. Sehingga, besar kemungkinan China akan bantu Rusia.

"Penting kita tak tahu posisi China karena dalam siaran persnya tidak mengutuk perbuatan Rusia, dan hanya mengatakan negara-negara menahan diri atas ketegangan di Ukraina dan menyelesaikannya secara damai," jelas Hikmahanto saat diwawancara tvOne, Kamis 24 Februari 2022.

VIVA Militer: Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin

Photo :
  • Second Line of Defense

Untuk itu, Hikmahanto memperkirakan apabila Rusia dikenakan embargo ekonomi dunia, bukan tidak mungkin China akan masuk ke sana, sebab dari sisi Financial China bakal tidak memiliki pesaing. 

Raksasa Elektronik China Ini Ubah Cara Pelanggan Menikmati Dingin

"China bakal tidak ada pesaing dan akan mendapatkan keuntungan dari situ dan akibatnya embargo ekonomi yang diberikan oleh negara barat tidak akan efektif berlaku," tegasnya.

Harga Emas Melonjak: Apakah Ini Waktu yang Tepat untuk Investasi?
Bendera China.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan tindakan AS yang kembali mengajukan veto atas rancangan resolusi DK PBB atas Gaza kembali menunjukkan standar ganda AS.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024