Perusahaan Teknologi Diproyeksi Makin Mendominasi Ekonomi RI
- Digital Insurance Agenda
VIVA – Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam memproyeksikan, peran teknologi terhadap perekonomian akan semakin besar di masa depan. Sebab di era digital saat ini pergerakan ekonomi sudah tidak lagi terbatas ruang dan waktu.
Menurutnya, jika dua puluh tahun lalu, untuk melakukan transaksi keuangan sangat bergantung pada jam operasiional perbankan. Hambatan itu kini sudah terselesaikan.
“Mau transfer atau belanja jam dua pagi juga bisa,” kata Piter dalam Webinar Menakar Ekonomi Digital dan Prospek Saham Teknologi di Pasar Modal Indonesia secara virtual, dikutip Rabu, 23 Februari 2022.
Menurut Piter, cepatnya pergerakan ekonomi digital ini tidak terlepas dari peran perusahaan-perusahaan yang begerak di bidang teknologi. Karena itu, mereka dinilai memiliki kesempatan untuk masuk ke semua sektor.
Namun, untuk memenangkan persaingan di sektor ini menurutnya tidak mudah. Harus memiliki ekosistem yang kuat yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan konsumen atau penggunanya.
“Dalam konsep ekonomi digital ini, kita harus mengenal ekosistem digital, jadi bukan perusahaan tunggal. Sehingga, untuk memenangkan persaingan, harus bersinergi dengan perusahaan lain di bidang yang berbeda untuk membentuk ekosistem agar menjadi kuat," ujarnya.
PT Bank Jago Tbk (JAGO) misalnya, karena dianggap sebagai perintis awal yang membentuk ekosistemnya di persaingan bank digital. Kemudian, ada pula GoTo yang dikabarkan akan melaksanakan Initial Public Offering (IPO) juga dinilai memiliki ekosistem yang kuat karena sudah berada di posisi yang cukup mapan di dalam persaingan.
"Ini bisnis yang luar biasa besar, sehingga nanti akan semakin memperkuat bisnis yang sudah ada dan meningkatkan loyalitas dan branding dari GoTo. Jika nantinya GoTo go publik, mereka juga dapat dikenal sebagai emiten green di pasar modal Indonesia," tutur Piter.
Sementara iut, Founder & CEO Emtrade Ellen May mengatakan, performa saham teknologi di tahun lalu meningkat sangat signifikan dibandingkan dengan sektor lainnya. Selain faktor pandemi yang membuat kebutuhan akan teknologi meningkat, juga dikarenakan perkembangan dari bisnis perusahaan-perusahaan teknologi tersebut.
Contohnya saja seperti PT DCI Indonesia (DCII) dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang pergerakan sahamnya cukup tinggi. Lalu perusahaan logistik ASSA, yang menerapkan teknologi dalam bisnisnya, pertumbuhan juga luar biasa.
“Jadi tahun ini saya yakin tren sektor teknologi ini akan terus berlanjut, meskipun tetap akan ada up and down,” kata dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, optimisme itu juga didorong dengan adanya perusahaan teknologi seperti GoTo yang dikabarkan akan IPO pada tahun ini. IPO itu dipastikan akan menambah bobot dari sektor teknologi dalam perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Dengan bertambahnya bobot sektor teknologi pada perhitungan IHSG, saya yakin portofolio dari fund manager, asset management, reksadana dan lainnya, akan menambah portofolio pada sektor teknologi. Karena bagaimana pun mereka akan menggunakan IHSG ini sebagai tolak ukur dan tidak mau return-nya jauh beda dengan IHSG, bahkan kalau bisa lebih bagus,” ujarnya.