Minyak Goreng 1,1 Juta Kg Deli Serdang Disebut 10% Kebutuhan Sumut

Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Naslindo Sirait saat memberikan keterangan pers di Kota Medan, Sabtu, 19 Februari 2022.
Sumber :
  • VIVA/B.S. Putra

VIVA – Temuan tumpukan minyak goreng yang mencapai 1,1 juta kilogram di sebuah gudang di Kabupaten Deli Serdang disebut setara atau mampu memenuhi kebutuhan 6-10 persen konsumsi minyak goreng di Sumatera Utara.

Pria di Deliserdang Dibunuh, Mayat Dibuang ke Sumur di Labura

"Kalau kita hitung angka 1,1 juta kilogram itu, per bulannya 6-10 persen untuk (memenuhi) kebutuhan kita," kata Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Naslindo Sirait kepada wartawan di Kota Medan, Sabtu, 19 Februari 2022.

Naslindo mengungkapkan Tim Satgas Pangan Sumut turun ke gudang penyimpanan minyak goreng itu di jalan Industri, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Jumat, 18 Februari 2022. Sidak itu berawal dari stok minyak goreng di Pasar Tradisional dan Ritel Modern di Kota Medan yang kosong beberapa hari terakhir sehingga harga melonjak.

Prediksi Mobilitas Pemudik Nataru: 9,2 Juta Orang Diperkirakan Akan Masuk ke Sumut

Di gudang tersebut, katanya, dia sempat berbincang dengan perwakilan manajemen perusahaan minyak goreng itu, bertanya kenapa minyak goreng dengan jumlah besar ini tidak disalurkan ke pasaran.

"Mereka jawab takut rugi, karena harga HET sekarang. Padahal itu sudah ada mekanismenya dan mereka bisa klaim harga kerugiannya. Jadi tidak ada alasan sebenarnya menahan. Karena mereka berpikir secara manajemen bahwa mereka rugi," sebut Naslindo.

Pemulung Babak Belur Dihakimi Warga, Kepergok Perkosa Nenek-nenek di Ladang Jagung

Satgas Pangan Sumut saat menyidak gudang minyak goreng di Kabupaten Deli Serdang

Photo :
  • Dok. Pemprov Sumut

Manajemen perusahaan minyak goreng itu, menurutnya, tidak mau rugi dengan harga minyak goreng premium dengan HET Rp14 ribu per liter. Harga produksi di atas harga jual itu membuat manajemen tidak menyalurkan stok minyak gorengnya.

Naslindo mengungkapkan, operasional manajemen minyak goreng tersebut di Jakarta. Dia minta dihubungkan dengan pihak manajemen itu untuk mengetahui persis alasan mereka tidak menyalurkan minyak goreng.

"Dan setelah itu, mereka menjawab bahwa mereka mendapat kesulitan dan rugi dengan harga sekarang. Apalagi mereka membeli bahan baku lebih mahal. Tapi saya bilang tetap tidak bisa begitu karena ini sudah ada mekanisme. Saya minta hari ini mulai menyalurkan di titik distributor," katanya.

Untuk proses selanjutnya, Naslindo mengatakan, ditindaklanjuti oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumatera Utara karena polisi merupakan bagian dari Satgas Pangan.

Sidak dilakukan tim Satgas Pangan Sumatera Utara. Naslindo mengatakan pihaknya memiliki konsentrasi untuk mencari informasi dan data apa penyebab kelangkaan minyak goreng di tengah masyarakat dan harganya melambung.

"Karena minyak goreng akan berimbas sangat luas terutama akan terjadi inflasi. Orang akan sulit mendapatkan minyak goreng dan bisa jadi akan makin mahal, misalnya, karena makin banyak permainan di sana," kata Naslindo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya