Mendag Geram Ada Pelaku Usaha yang Lambat Pasok Migor di Makassar
- Dokumentasi Kemendag.
VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi geram setelah melihat langsung masih ada pelaku usaha yang menimbun minyak goreng (migor). Tindakan hukum yang tegas diambil terhadap pelaku yang terbukti melakukan penimbunan.
Mendag Lutfi hari ini diketahui memimpin jajaran Kementerian Perdagangan melakukan kunjungan kerja, dan melakukan inspeksi mendadak secara serempak ke sejumlah daerah di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam kegiatan itu, Lutfi Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana melakukan sidak dan pemantauan ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Turut hadir Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani dan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.
Sidak dilakukan Lutfi ke sebuah storage atau penampungan minyak di dekat pelabuhan. Di sana, terdapat dua distributor minyak curah yaitu PT Sawit Tunggal Arta Raya (STAR) dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) yang belum menyalurkan stok minyak goreng ke pasar.
Diketahui, Lutfi pun mengaku mendapat kabar bahwa PT STAR menahan migor curah yang membuat pasokan ke sejumlah pedagang tersendat.
"Sudah comply dan ada yang harus ikut peraturan. Jadi pakai marah-marah sedikit. Tetapi ini mesti dikerjakan karena keadaan saat ini sedang darurat," ujar Lutfi di Makassar, Kamis, 16 Februari 2022.
Mendapati temuan tersebut, Lutfi meminta PT STAR segera mendistribusikan migor curah ke sejumlah pasar di Makassar. Dengan catatan, harga yang dijual di bawah Rp 11.500 per liter. Mengingat harga tersebut merupakan HET kepada konsumen.
Lutfi menegaskan, suplai minyak goreng yang ada bukan hanya untuk sebatas Kota Makassar, tapi seluruh kabupaten/kota di Sulsel. Instruksi tersebut pun langsung dilakukan PT SMART. Bahkan perusahaan yang terafiliasi Sinarmas itu mengirim sampai ke Baubau.
"Jadi saya minta tolong sama mereka di sebelah itu (PT STAR) saya perintahkan untuk keluarkan truk tangki sekarang juga untuk jual di Pasar Terong," katanya.
Dengan pendistribusian ini, Lutfi meyakini pasokan migor di Sulsel bakal stabil. Hal itu dikarenakan migor kemasan sederhana dan kemasan modern sudah dikirim, setidaknya 300 ton untuk Kota Makassar.
Dengan begitu, migor curah bisa dijual Rp11.500 per liter, kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan kemasan premium Rp14 ribu per liter. Lutfi pun menegaskan tak segan menindak tegas para penimbun migor.
"Jadi itu HET yang diikuti seluruh pedagang dan distributor di Kota Makassar ini untuk menyuplai Sulawesi," ungkapnya.
Sebalum melakukan sidak, di Makassar, rombongan mendag memantau dua pasar di daerah tersebut. Pertama, Pasar Terong, Wajo Baru, Bontoala. Kedua, Pasar Pabaeng-baeng, Tamalate.
Di kedua pasar ini, Lutfi pun banyak berinteraksi dengan pedagang. Hasilnya, migor curah dengan harga terjangkau tersedia di kedua pasar terbesar di Makassar ini. Sementara itu, migor kemasan premium dan sederhana masih sulit ditemukan.
"Mudah-mudahan paket premium datang merek Filma siang ini dari pelabuhan. Saya meminta kepada distributor untuk menyebarkan ke seluruh pedagang," pesan Lutfi.
Lutfi memastikan, tidak ada masalah dengan stok migor. Hanya saja, kebijakan yang ia terbitkan belakangan ini memerlukan waktu untuk menyesuaikan harga. Sebab itu, tujuannya ke Makassar untuk memastikan distribusi lancar dan barang tersedia.
Dia pun mengapresiasi sejumlah pedagang sudah mengikuti harga eceran tertinggi (HET) yang diatur Pemerintah. Terkait suplai dia meyakini akan segera pulih dalam waktu dekat
"Jadi, kalau hitungan Februari itu, kita memerlukan 280 juta liter. Sampai tiga hari kemarin sudah dipenuhi sepertiganya. Jadi hampir seperempatnya. Sebanyak 60 juta liter sudah jalan. Jadi mudah-mudahan dalam 12 hari ke depan sebelum akhir bulan harga akan normal," harapnya.