Produk UMKM dari Desa Devisa Jadi Sorotan di Ajang Pertemuan G20
- Dokumentasi LPEI.
VIVA – Gelaran pertemuan G20 di Indonesia yang dihadiri delegasi dari berbagai negara, dimanfaatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menunjukkan produk-produk berkualitas. Khususnya yang berorientasi pada ekspor.
Agenda Presidensi G20 tersebut dilaksanakan pada 15-18 Februari 2022 di Jakarta. Pada kesempatan tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara anggota G20 dan negara mitra.
Adapun para UMKM tersebut merupakan binaan dari program Desa Devisa yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank; Lembaga itu diketahui sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu dalam peningkatan ekspor nasional juga mendorong pemulihan ekonomi dengan memperkuat pondasi pelaku UMKM binaannya.
"Kami merasa terhormat atas kesempatan yang diberikan untuk bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini," ujar Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso melalui keterangannya di Jakarta, dikutip Rabu, 16 Februari 2022.
Dia mengatakan, di tengah pandemi global LPEI terus membangun kapasitas UMKM berorientasi ekspor. Agar mampu bertahan dan menggarap pasar ekspor non tradisional.
"Pada kesempatan ini, kami menampilkan produk dari mitra binaan kami, yang salah satunya merupakan hasil dari Program Desa Devisa berupa kerajinan dan aksesoris perak APIKRI yang berasal dari Bantul, Yogyakarta,” tambahnya.
Adapun Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor. Kerajinan APIKRI telah menjadi Desa Devisa sejak tahun 2020 dan mampu mengekspor produknya ke Belanda, Amerika hingga Inggris.
Selain itu, program Desa Devisa merupakan salah satu wujud inklusi keuangan yang diberikan LPEI sebagai perpanjangan tangan Pemerintah kepada pelaku UMKM khususnya yang berorientasi ekspor di tengah pandemi COVID-19.
“Program Desa Devisa diharapkan dapat menjadi referensi bagi wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia dan dapat membantu program Pemulihan Ekonomi Nasional,” ungkapnya.