Sederet Tantangan RI Menuju Hilirisasi Sumber Daya Mineral
- Nikkei
VIVA – Agenda hilirisasi sumber daya mineral terus dikedepankan oleh pemerintah Indonesia, karena potensinya yang sangat besar. Hal itu diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo.
Beberapa potensi tersebut antara lain yakni memberikan sumbangan yang sangat besar bagi Indonesia, komitmen kuat bagi pemerintah untuk memberikan insentif dalam jumlah besar, dan potensi permintaan produk industri hilir.
"Mulai dari electric vehicle (EV) hingga produk green energy," kata Dody dalam telekonferensi di acara 'Shifting Toward Higher Value-Added Indistries', Senin 14 Februari 2022.
Meskipun hilirisasi sumber daya mineral berpotensi memberikan manfaat yang sangat besar, namun Dody menekankan bahwa ada beberapa tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia.
Hal itu misalnya seperti dampak konsumsi rumah tangga pada masa transisi, yang perlu dicermati lebih lanjut dan dimitigasi. Selain itu, nilai tambah yang dihasilkan dari tahap peleburan juga perlu dioptimalkan, sedangkan industri hilirnya belum banyak berkembang.Â
"Pengelolaan sampah juga menjadi tantangan tersendiri, mengingat cara penyimpanan atau pembuangan sampah itu bisa membebankan biaya yang lebih tinggi," ujar Dody.
Perlu Perencanaan yang Matang
Apalagi, penerapan standar industri hijau untuk industri hilir sampai saat ini belum tersedia. Masalah-masalah semacam ini menurut Dody perlu diselesaikan bersama dengan niat baik, pikiran jernih, tindakan yang terkalibrasi, dan sinergi yang kuat.
"Di tengah berbagai potensi dan tantangan, kita harus berusaha dan bekerja sama untuk memastikan hilirisasi sumber daya mineral akan terus memperkuat struktur ekonomi," kata Dody.
Dia menyebut, hal ini akan mendukung pencapaian Visi Indonesia menjadi perekonomian yang maju. Karenanya, lanjut Dody, Bank Indonesia pun telah berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah dalam mengembangkan sektor manufaktur dan industri hilir.
"Bersama pemerintah, kami telah membuat pemetaan rinci semua subsektor manufaktur. Berdasarkan pemetaan tersebut, kami berkomunikasi dengan lembaga keuangan mengenai potensi subsektor tersebut, sehingga meminimalkan informasi asimetris antara sektor riil dan sektor keuangan," ujarnya.