Harga Tempe dan Tahu Akan Naik, Begini Hitung-hitungan Kemendag
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA – Naiknya harga kedelai dunia, dan ketergantungan Indonesia akan impor kedelai membuat bahan baku dari tahu dan tempe tersebut juga ikut naik. Pengrajin tahu dan tempe diharuskan membeli kedelai dengan harga yang cukup tinggi, dan akan memengaruhi harga tahu dan tempe nantinya.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan memperkirakan, harga tempe di pengrajin diperkirakan berkisar antara Rp10.300-Rp10.600 per kilo. Sedangkan untuk tahu per papan ada pada kisaran Rp52.450-Rp53.700.
“Produksi kedelai nasional ini sangat kecil ,dan ketergantungan masyarakat kita untuk tahu dan tempe ini sangat tinggi. Saya mungkin mengimbau kepada masyarakat luas untuk memahami kondisi yang terjadi karena kebutuhan tahu tempe diperkirakan dalam bulan-bulan mendatang ini harganya akan menyesuaikan,” ujar Oke melalui telekonferensi, Jumat 11 Februari 2022.
Ia mengatakan, pengrajin tahu dan tempe membeli bahan baku di kisaran harga Rp11.500 bahkan bisa lebih. “Jadi tadi kalau di tingkat pengrajin untuk tahu-nya berkisar antara Rp650-Rp700 per potong. Kalau di masyarakat itu per potong akan terjadi kenaikan lah sekitar Rp50,” jelasnya.
Adapun dalam beberapa bulan mendatang pada tingkat pengrajin akan mengalami kenaikan harga tahu. Harga diprediksi akan naik di kisaran Rp50-Rp700 per potong tahu.
“Ini tidak lain karena kami pemerintah ingin memastikan juga kepada importir untuk tetap memastikan ketersediaan bahan baku. Dan tetap memasok kepada pengrajin tahu dan tempe dengan harga yang memang menyesuaikan dengan harga internasional,” kata Oke.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), Hidayatullah Suralaga menjamin, bahwa kedelai yang dibutuhkan oleh pengrajin tahu dan tempe akan tersedia, baik pada bulan ini maupun bulan seterusnya.
"Tanpa memandang gejolak harga. Jadi kami siap untuk memasok sejumlah kedelai yang dibutuhkan oleh para pengrajin,” ujarnya.
Adapun dia mengatakan, bahwa harga kedelai dunia mengalami naik dan turun yang tidak bisa diprediksi. Dan Akindo ke depannya akan menyesuaikan harga kedelai Indonesia dengan harga kedelai dunia.