Mengenal Investasi Aset Crypto Stablecoin yang Disebut Minim Risiko

Kamis, 10 Februari 2022 - 21:56 WIB

Oleh :

Raden Jihad Akbar

Ilustrasi aset kripto atau cryptocurrency assets.

Sumber :

Pixabay

VIVA – Berbagai pilihan dalam melakukan investasi semakin menjamur di era digital saat ini. Mulai dari investasi dengan menabung di bank, membeli emas, hingga instrumen pasar modal seperti saham.

Selain itu ada pula alternatif pilihan investasi baru yang tengah ramai diperbincangkan yaitu cryptocurrency. Aset crypto seperti Bitcoin, Ethereum, dan aset crypto lainnya menjadi pilihan untuk melakukan investasi di berbagai penjuru dunia.

Karena, aset crypto tersebut dikenal dengan volatilitas harganya. Namun perlu diketahui, ada beberapa aset crypto yang dikenal dengan stablecoin yang dirancang memiliki nilai mengacu pada aset komoditas tertentu.

Dikutip dari Pintu Academy, stablecoin adalah aset crypto yang secara khusus dirancang untuk memiliki nilai yang sama dengan aset tertentu. Contohnya mata uang dolar AS, atau komoditas lain seperti emas.

Secara sederhana, stablecoin sebagai mata uang crypto yang menjembatani aset crypto dengan komoditas tertentu. Sehingga dapat menawarkan harga yang relatif stabil karena didukung dengan aset cadangan.

Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin menjelaskan, stablecoin memiliki berbagai keunggulan seperti memungkinkan pemiliknya untuk dapat melakukan transfer aset crypto dengan murah dan cepat ke seluruh dunia layaknya aset crypto lainnya.

cryptocurrencies.

Photo :

U-Report

"Dalam dunia cryptocurrency terdapat dua stablecoin yang bisa disebut sebagai pionir yaitu Tether dan USDC. Tether atau USDT sendiri adalah salah satu pionir stablecoin yang diluncurkan pada tahun 2014. Setiap USDT yang dirilis akan dijamin dengan jumlah reserve dolar AS yang sama," ujar Timothius dikutip dari keterangannya, Kamis, 10 Februari 2022.

Dia menjelaskan, stablecoin ini pada dasarnya menggabungkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki aset crypto dan mata uang fiat atau aset asli. Dengan pemrosesan transaksi yang cepat serta menjaga keamanan atau privasi yang dimiliki aset crypto, dan nilai yang dimiliki mata uang fiat atau aset asli.

"Saat ini, USDT adalah salah satu stablecoin paling populer berdasarkan kapitalisasi pasar. Sedangkan untuk USDC diluncurkan pada tahun 2018 merupakan stablecoin yang dikelola bersama oleh perusahaan cryptocurrency Circle dan Coinbase. Nilai USDC sebanding 1:1 dengan dolar AS dan merupakan stablecoin terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar.” jelasnya.

Timo menambahkan, untuk pemula yang ingin memulai berinvestasi pada aset crypto, stablecoin bisa menjadi langkah awal berinvestasi. Sebab, memiliki resiko volatilitas lebih kecil, sambil membekali diri dengan informasi lebih banyak lagi tentang berbagai project-project crypto yang ingin diinvestasikan.

“Bagi pemula yang masih dalam proses pengenalan di dunia cryptocurrency, stablecoin seperti USDT atau USDC bisa menjadi pilihan," tambahnya.

Dia mencontohkan, di platform trading aset crypto Pintu, investor baru juga bisa memanfaatkan fitur Pintu Earn yang akan memberikan bonus bunga setiap jamnya terhadap stablecoin yang disimpan.

"Jadi aset cryptonya tetap bekerja dan memberikan nilai tambah,” ungkapnya.

Selain memberikan bunga, Pintu Earn memberikan fleksibilitas bagi pengguna, di mana pengguna dapat melakukan penarikan saldo dari dompet Earn untuk kebutuhan trading kapan saja saat dibutuhkan. Apalagi, untuk penyimpanan, top up dan penarikan saldo dari Pintu Earn tidak dikenakan biaya tambahan.