Pekerjaan Bebasis Ramah Lingkungan Bakal Mendominasi, RI Bersiap
- Freepik/mindandi
VIVA – Dengan target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025, kebutuhan tenaga kerja ramah lingkungan akan meningkat ke depannya. Bangkitnya sektor transisi energi di Indonesia dianggap sebagai salah satu tonggak penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial negara.
Karena itu Kementerian PPN/Bappenas bersama Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH berkolaborasi mempromosikan ekosistem pekerjaan yang ramah lingkungan di masa depan. Salah satunya dengan menyelenggarakan Indonesia’s Green Jobs Conference ‘The Future Starts Now’ sebagai bagian dari proyek kerja sama Indonesia-Jerman.
“Investasi pada ekonomi hijau diperkirakan mencapai 7-10 kali lipat lebih banyak lapangan kerja daripada investasi konvensional, utamanya karena pekerjaan hijau lebih padat karya," ujar Direktur Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Mahatmi Parwitasari secara virtual, Selasa, 8 Februari 2022.
"Ekonomi hijau khususnya pasca COVID-19 memiliki dua manfaat, jangka pendek mendorong lapangan kerja ramah lingkungan, jangka panjang mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil,” tambahnya.
Dia mengatakan, ekonomi hijau menjadi bagian penting capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals yang tak hanya menyasar perekonomian. Tetapi juga mitigasi pemanasan global hingga penciptaan tenaga kerja dan investasi.
Apalagi, International Labour Organization mencatat, kebijakan pekerjaan ramah lingkungan akan menciptakan 24 juta pekerjaan pada 2030. Hal ini berdampak pada adanya kebutuhan profil keterampilan dan kualifikasi serta kerangka pelatihan baru.
Menurutnya, dengan target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025, kebutuhan tenaga kerja ramah lingkungan akan meningkat. Karena itu, membangun ekosistem green jobs di Indonesia sangatlah penting.
"Koordinasi ini berfokus pada iklim dan energi, termasuk infrastruktur hijau, lingkungan, dan sumber daya alam dan juga berbagai macam pelatihan untuk sustainable economic development," ungkapnya.
Lebih lanjut Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor-Leste Ina Lepel mengatakan, kerja sama Jerman dan Indonesia ini bertujuan untuk mengatasi masalah global bersama-sama. Sesuai kesepakatan Paris Agreement untuk agenda 2030, dan promosi green jobs menjadi prioritas utama.
Indonesia’s Green Jobs Conference “The Future Starts Now” mengikutsertakan pemangku kepentingan, terdiri atas institusi Pemerintah, pihak swasta, mitra pembangunan internasional, serta akademisi. Guna membahas definisi, cakupan, pemetaan okupasi, hingga kebijakan yang diperlukan untuk mendukung implementasi pekerjaan ramah lingkungan di Indonesia.
Konferensi ini diharapkan dapat memberikan jalan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait di Indonesia dan di ranah internasional. Dalam berbagi pengalaman, pembelajaran, serta mempromosikan pekerjaan ramah lingkungan.