Ratusan Komoditas RI Senilai Rp33 Miliar Diekspor ke 180 Negara

Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan Junaidi dan Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia Nezar Patria saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Jawa Barat di Kantor Pos Pusat, Kota Bandung.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian mencatat sebanyak 473 ragam komoditas pertanian telah dikirim ke 180 negara sepanjang tahun 2021. Komoditas itu terdiri dari 454 jenis komoditas tumbuhan yang meliputi kopi, buah merah, rempah-rempah, temulawak, kunyit, beras, cengkeh, tanaman hias. Selanjutnya 23 jenis komoditas hewan di antaranya daging sapi, sarang burung walet, bulu, kulit kambing, dan lainnya. 

Neraca Perdagangan RI Surplus 54 Bulan Beruntun, Capai US$2,48 Miliar di Oktober 2024

Menurut Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan Junaidi, mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian, saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Jawa Barat, semua komoditas ekspor itu senilai Rp33,8 miliar dan dikirim melalui jasa pengiriman pos.

"Di masa pandemi, ekspor pertanian kita tetap berjalan dan bertumbuh, hal ini didorong oleh program pertanian baik on-farm maupun off-farm, serta kemudahan ekspor, salah satunya melalui jasa pengiriman pos," kata Junaidi di sela pelepasan ekspor senilai Rp33,8 miliar di Kantor Pos Pusat, Kota Bandung, pekan lalu. 

Kejar Target Swasembada Gula, PTPN III Dorong Peran Generasi Muda Genjot Sektor Pertanian

Menurutnya, masyarakat awam dan pelaku bisnis dengan sangat mudah untuk memindahkan hewan, tumbuhan, dan produknya dari satu area ke area lain, salah satunya melalui jasa layanan penyelenggara pos seperti PT Pos Indonesia (Persero).

Sebagaimana amanat Undang-Undang Perkarantinaan, Kantor Pos sebagai salah satu tempat pemasukan dan tempat pengeluaran. Hal itu sebagai upaya untuk mencegah masuk, keluar, dan tersebarnya penyakit hewan dan tumbuhan karantina yang berbahaya yang kemungkinan terbawa oleh barang-barang kiriman yang dikirim melalui PT Pos Indonesia. 

Kata Bea Cukai soal Sritex Dapat Izin Lanjutkan Kegiatan Ekspor Impor

Melalui Peraturan Menteri Pertanian, Kemudian ditetapkan 37 unit pelaksana teknis Karantina Pertanian yang memiliki Wilayah Kerja (Wilker) Karantina di Kantor Pos milik PT Pos Indonesia di seluruh Indonesia sebagai tempat tindakan karantina.  

Junaidi juga menjelaskan bahwa dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan perkarantinaan pertanian khususnya di Kantor Pos, karena itu diwujudkan dengan telah ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama antara Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian dan PT Pos Indonesia. 

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian tahun 2019 hingga 2021 menunjukan tren positif. Pada tahun 2020, nilai ekspor tercatat Rp451,7 triliun atau meningkat sebesar 15,79% dibandingkan pencapaian nilai ekspor tahun 2019 sebesar Rp390,16 triliun. Sementara pada tahun 2021 tercatat mencapai Rp625,01 triliun atau meningkat 38,6% persen dari nilai ekspor tahun 2020.

Ekspor pertanian melalui jasa pos tercatat, berdasarkan data IQFAST, subsektor hortikultura berada pada posisi tertinggi, yaitu mencapai volume 164,2 ton dengan frekuensi sebanyak 5.076 kali, disusul komoditas asal subsektor perkebunan dengan volume 103,8 ton dengan frekuensi pengiriman 653 kali. 

Selanjutnya komoditas asal subsektor peternakan dengan volume 39,2 ton dengan frekuensi 132 kali, di posisi berikutnya komoditas asal subsektor tanaman pangan sebanyak 21,7 ton dengan frekuensi 13 kali, dan posisi terakhir  komoditas asal subsektor non-perkebunan dengan frekuensi 11 kali serta total volume 3,4 ton.

Jasa pengiriman

Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia Nezar Patria, yang hadir dan turut melepas ekspor, menyebutkan bahwa lembaganya memiliki inovasi layanan berupa Pos Aja!. "Di era digital kami pun beradaptasi, agar lebih mudah dan makin banyak ekspor pertanian kita," katanya.

Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan Junaidi dan Dire

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman

Selain komoditas pertanian yang telah lama masuk di pasar dunia seperti sawit dan turunannya, kelapa, karet dan kopi, makin banyak juga ragam komoditas baru yang diminati di pasar dunia. Ragam komoditas itu di antaranya asal subsektor perkebunan berupa pinang biji, porang asal sub sektor tanaman pangan, rempah-rempah dan bunga melati asal subsektor hortikultura, serta pakan ternak dan sarang burung walet asal sub sektor peternakan yang menunjukkan permintaan dari berbagai negara dengan tren meningkat.

“Ekspor, bukan hanya soal angka, namun soal kebanggaan kita sebagai bangsa. Untuk itu kami di Badan Karantina Pertanian, selain melaksanakan tugas pengawasan keamanan dan pengendalian mutu pertanian, juga menjalankan tugas strategis yang diberikan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) sebagai koordinator upaya peningkatan ekspor, dalam Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, Gratieks, untuk terus meningkatkan sinergi untuk mendorong akses pasar, munculnya eksportir dan komoditas pertanian unggulan baru,” katanya.

“Saya berharap, momen pelepasan ekspor ini tidak hanya menambah semangat berkarya dan berproduksi bagi para petani, pekebun dan peternak di Provinsi Jawa Barat, namun juga bagi seluruh masyarakat agribsnis di Tanah Air, potensi produk pertanian kita besar dan peluang pasar ekspor pertanian masih sangat terbuka,” katanya.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti

Ekspor RI Naik 10,69 Persen Jadi US$24,41 Miliar di Oktober 2024, Ini Pemicunya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai US$24,41 miliar, atau naik 10,69 persen secara month to month (mtm).

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024