OJK Beberkan Investor Ritel RI Mulai Didominasi Milenial

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Sumber :
  • Repro video Kemenkeu.

VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat investor ritel di Indonesia saat ini menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi. Dengan didominasi oleh kaum milenial berumur di bawah 30 tahun.

Resmi Jadi Bank Kustodian Syariah, Muamalat Dorong Pengembangan Efek Syariah Dalam Negeri

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, jumlah investor ritel per Desember 2021 telah mencapai 7,5 juta, atau naik sebesar 93 persen secara year on year (yoy).

“Ini berkah bagi kita karena apa, karena iklim investasi sudah tumbuh di kaum milenial,” jelas Wimboh pada rapat kerja komisi XI DPR RI, Kamis 27 Januari 2022.

Gubernur BI Sebut Rupiah Melemah November 2024 karena Investor Balik ke AS

Baca juga: 5 Mobil Arteria Dahlan Bernopol Sama Parkir di DPR, Ini Kata Polri

Adapun pada penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat sebesar 6.600,82 atau naik cukup besar apabila dibandingkan sebelum pandemi.

Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur, Kupang Siap Terima Investor

“Juga dapat kami sampaikan bahwa, pada 2021 investor non residen mencatat net baik di pasar saham senilai Rp37,97 triliun. Kami juga mencatatkan transaksi domestik hingga akhir 2021 masih cukup tinggi juga semakin meningkat,” ujarnya.

Selain itu, pada transaksi domestik hingga akhir 2021 mencatatkan transaksi cukup tinggi. Serta raising fund meningkat secara drastis mencapai Rp363,28 triliun atau tumbuh 206 persen secara yoy.

Pasar saham China jatuh. (BBC)

Photo :

“Optimisme ini juga kami harapkan sampai 2022. Sampai dengan 25 Januari kemarin telah terdapat 7 penawaran umum dengan nilai penawaran sebesar Rp4,9 triliun. Saat ini terdapat 75 penawaran umum dalam proses pipeline dengan nilai total kita perkirakan Rp31,84 triliun,” jelas Wimboh.

Sementara, pada surat utang di pasar terpantau masih volatile akibat adanya hawkish dari the Fed yang menyebabkan yield US treasury meningkat. Dan akhirnya menimbulkan tekanan di pasar surat utang di emerging market.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya