Bappenas Ungkap Dampak Ibu Kota Baru untuk Samarinda dan Balikpapan
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menegaskan upaya pemindahan ibu kota negara (IKN) yang dilakukan pemerintah saat ini tidak sekadar memindahkan urusan administrasi pemerintahan semata.Â
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar menekankan, dalam strategi pemindahan IKN ini, ekonomi akan bergerak dengan adanya pembangunan infrastruktur. Pembangunan ibu kota baru ini juga akan membuka peluang investasi dan mendorong ekonomi wilayah di sekitarnya.
"Yang bisa mendorong bergeraknya ekonomi akibat dari ibu kota negara ini adalah pembangunan infrastruktur di ibu kota negara itu sendiri dan sekitarnya. Bahkan termasuk infrastruktur logistik maupun infrastruktur pendukung lainnya, dan juga tentunya infrastruktur dasar," kata Amalia dalam telekonferensi, Rabu 26 Januari 2022.
Meski demikian, upaya menggerakkan roda ekonomi di IKN baru nanti tidak hanya dilakukan melalui pembangunan infrastruktur saja.
"Artinya, ibu kota negara yang baru ini harus memberikan peluang investasi baru, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang," kata Amalia.
Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru
Tentunya, dia melanjutkan, ini akan menciptakan kesempatan kerja baru, dan nantinya ini akan menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru.
"Konsep pengembangan industri sendiri nantinya akan lebih kepada industri berteknologi tinggi, dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan seperti industri hijau dan menerapkan ekonomi sirkular," katanya.
Pemerintah juga mempunyai strategi pengembangan ekonomi di IKN dan Provinsi Kalimantan Timur, di mana hal tersebut akan menjadi 'supporting development'.
IKN baru, lanjut Amalaia, akan bisa berperan sebagai pusat saraf, dengan inti pemerintahan dan inovasi hijau yang mencakup industri bersih dan berteknologi tinggi.
Selain itu, IKN baru ini juga akan didukung oleh dua Kota lainnya, yakni Samarinda dan Balikpapan. Di mana, nantinya Samarinda akan berperan sebagai jantung atau pusat sektor energi berkelanjutan, yang akan menjadi basis manufaktur untuk energi terbarukan.
Sementara Balikpapan akan menjadi otot, yaitu simpul dari proses hilirisasi industri pengolahan minyak dan gas menjadi produk petrokimia maupun produk hilir lainnya. Hal itu di samping juga menjadi pelabuhan utama untuk provinsi dan wilayah tersebut.