Harga Minyak Goreng Sudah Murah tapi Stok Terus Habis, Kenapa?
- bbc
Memanfaatkan situasi, kebijakan satu harga belum merata
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menilai stok minyak goreng yang cepat habis di ritel-ritel menandakan masyarakat merespons baik subsidi yang diberikan pemerintah, "tapi pemahamannya mungkin kurang komprehensif".
"Walaupun disampaikan bahwa jaminan dari pemerintah ini selama enam bulan ini berjalan terus, mereka sepertinya mengestimasikan ini hanya kebijakan sementara sehingga mereka melakukan rush (buying)," kata Oke.
Dia juga menduga, beberapa pihak memanfaatkan subsidi pemerintah untuk memborong merek minyak goreng premium "dengan harga murah".
Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat M Sinaga menduga ada pihak yang sengaja melakukan "manipulasi" karena stok dari produsen normal, sesuai dengan konsumsi per kapita yang mencapai 15 kilogram per kapita per tahun.
Menurut ekonom, kata Sahat, pengeluaran masyarakat untuk minyak goreng hanya dua persen dari pengeluaran harian dan fenomena pemborongan ini patut dipertanyakan.
"Untuk apa berebut membeli minyak goreng? Berarti kan ada tujuan," kata Sahat yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI).
Dugaannya, pihak-pihak tertentu yang memborong minyak goreng murah ingin menjual kembali minyak tersebut sebagai minyak curah karena harga minyak curah di pasar masih mencapai Rp18.000.