Cerita Pegawai PT KAI Jadi Korban Investasi Bodong Mobil Murah
VIVA – Pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang merupakan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) menjadi korban investasi bodong dengan kerugian mencapai Rp25 miliar. Para korban melaporkan pelaku yang berasal dari Bekasi itu ke Polres Cirebon dan Polda Metro Jaya.
Koordinator korban, Dwi menuturkan, kasus ini berawal ketika dirinya mengikuti investasi tersebut dari teman seprofesinya yang lebih dulu mengikuti investasi mobil murah di Jaringan Bisnis (Jarbis).
“Investasi ini menawarkan unit mobil bekas di bawah pasaran. Menurut pengelola, dia itu beli mobil baru kemudian direntalkan. Pada saat mau habis masa rentalnya, sisanya ke kitain,” ujar Dwi dalam keterangannya, Jumat 21 Januari 2022.
Dwi mengaku berinvestasi senilai Rp320 juta. Sementara ada teman seprofesinya yang menggelontorkan Rp3,3 miliar untuk pembelian 40 unit mobil. “Ada juga teman yang investasi pakai pinjaman ke bank. Jadi sekarang dia terus mencicil angsuran ke bank sementara investasinya tidak ada,” katanya.
Menurutnya, kantor investasi tersebut berada di Surabaya. Saat mencari pelaku, pihaknya hanya bertemu dengan pengacara. “Kita minta hak kita di bulan Juli malah yang bersangkutan membawa lawyer bahwa modal kita akan dikembalikan tanpa keuntungan. Tapi itu belum,” katanya.
Saat ini, kata dia, sudah ada tiga Laporan Polisi (LP) yang ditujukan pada pelaku. “Saya kan koordinator, total nilai kerugian itu sudah Rp25 miliar. Korban rata-rata pegawai KAI. Terakhir pelaku ini aktif Oktober, sekarang sudah tidak aktif,” katanya.
Lanjut Dwi, dirinya bersama korban berusaha menemui pelaku ke rumahnya di Bekasi. Namun tak membuahkan hasil, bahkan rumah pelaku sudah disita oleh tetangganya sendiri. “Si pelaku ini gaya hidupnya tinggi. Bahkan dijuluki Sultan Bekasi. Dia sering ke luar negeri, paling jelek aja mobilnya Honda Jazz,” kata Dwi.
Dwi menjelaskan saat ini ada sekitar 250 orang yang menjadi korban dan beberapa di antaranya telah melapor ke polisi. “Peliknya itu teman saya sudah LP dari Bulan Agustus tapi sampai sekarang belum ada perkembangan,” katanya.
Menyikapi hal itu, anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Dedi Mulyadi mendorong polisi segera mengusut tuntas kasus tersebut. Para korban pada intinya ingin semua uang investasi kembali meski tanpa untung.
“Kita dorong ini menjadi sesuatu yang terbuka sehingga pihak yang melakukan tindakan ini bertanggung jawab. Karena kasihan ada yang pinjam bank, ada yang tabungan dapat kumpulin, tiba-tiba akhirnya hilang. Semoga cepat selesai, Polda Metro menangani sampai tuntas apakah ini investasi bodong atau wanprestasi,” katanya.