Sri Mulyani Akui Tak Mudah Buat Defisit APBN 2021 di Bawah Target

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Presiden Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris.

VIVA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 tercatat defisit sebesar Rp783,7 triliun. Angka itu tercatat lebih rendah dibandingkan dengan target tahun ini yang sebesar Rp1.006 triliun. 

LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dengan defisit APBN 2021 sebesar Rp783,7 triliun maka itu setara dengan 4,56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah dari APBN 2020 sebesar 6,14 persen. 

Menurut dia, turunnya defisit APBN 2021 bukanlah tugas yang mudah, sebab jika melihat sejumlah negara yang alami krisis maka menurunkan defisit fiskal dalam 12 bulan dan sebesar ini tidaklah mudah.

Kinerja APBN 2024 On-Track, Bea Cukai Ambil Peran dalam Penerimaan, Pengawasan, dan Fasilitasi

"Kalau Bapak dan Ibu sekalian suka melihat episode negara-negara yang mengalami krisis, menurunkan fiskal defisit dalam waktu 12 bulan dan sebesar ini, ini bukan tugas yang mudah,” kata Sri di Komisi XI DPR, Rabu 19 Januari 2022.

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan turunnya defisit APBN 2021 tentunya karena kinerja pendapatan negara yang positif. Di mana pendapatan negara 2021 mencapai Rp2.003,1 triliun atau 115 persen dari target yang sebesar Rp1.743,6 triliun.

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantornya.

Photo :
  • instagram @smindrawati

Adapun pendapatan negara tersebut berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp1.277,5 triliun atau 104 persen terhadap target Rp1.229,59 triliun. Lalu, realisasi bea dan cukai mencapai Rp269 triliun atau 125 persen dari target Rp215 triliun.

Lalu, kinerja baik APBN 2021 juga terlihat dari keseimbangan primer yang realisasi defisit Rp440 triliun atau lebih rendah dari aturan UU APBN dan juga lebih rendah dari LKPP tahun lalu yang sebesar Rp633 triliun.

"Ini penurunannya 30 persen atau hampir Rp192 triliun hanya dalam 12 bulan," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya